Mohon tunggu...
Agung Kurniawan
Agung Kurniawan Mohon Tunggu... Editor - Sebuah Catatan

Ingin kaya, sehat, bahagia dan panjang umur.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kebingungan Buruh Masa Pandemi: Seni Pertunjukan Teater "Sademi"

8 Mei 2021   16:46 Diperbarui: 8 Mei 2021   16:50 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Video berdurasi lebih dari dua puluh tiga menit ini tayang di youtube pada May Day 2021. Video yang tepat tayang pada satu Mei ini bertajuk "May Day 2021 : Pementasan Teater Buruh Tangerang Tabur dengan Judul 'SaDemi'(Situasi Pandemi)". Pada awal video ditampilkan dua orang pemeran laki-laki. Satu pemeran berambut pendek dan satu yang lain berambut agak panjang. Mereka mengobrol soal situasi pandemi yang banyak memakan korban terutama di sektor ekonomi yakni para buruh. Kata lelaki berambut pendek "Banyak orang kehilangan penghasilan! Banyak pekerja kehilangan pekerjaan!" kemudian kata orang berambut agak panjang "Itulah sebagian korban dari juragan yang tak bertanggung jawab. Habis manis sepah dibuang." Tentu kita ketahui pandemi ini sangat merugikan banyak orang, terutama pada konteks ini adalah buruh. Belum habis protes terhadap undang-undang kontroversial RUU Cipta Kerja, pekerja langsung dihadapkan kepada situasi yang tak terduga.

Konsep sosiologi yang terkandung pada seni pertunjukan teater "SaDemi" menitik beratkan kepada hubugannya dengan penonton. Cerita yang disampaikan cukup "ngena" dan menggambarkan situasi terkini dunia nyata. Busana dan make up yang relatif sama menggambarkan suatu kelompok orang yang memiliki kesamaan, atau kesamaan nasib, atau mewakilkan suatu kelompok lapisan masyarakat. 

Dalam konteks seni pertunjukan "SaDemi" berusaha memanifestasikan pekerja atau buruh yang merasakan kebingungan di tengah pandemi. Seni pertunjukan ini berjudul "SaDemi" kependekan dari Situasi Pandemi. Paling tidak seni pertunjukan ini menginformasikan kepada masyarakat tentang bagaimana cara elemen buruh bergelut dengan situasi sulit pandemi. Efeknya masyarakat dapat refleksi tentang dampak dari pandemi yakni pemecatan pekerja secara masal.

Dari segi teknis, dialog yang dikombinasikan nyanyian bersama menambah segi artistik bagi drama itu sendiri, tidak menimbulkan efek bosan penonton. Namun efek dubbing yang digunakan untuk mengisi suara nampaknya pemeran sedikit mengalami kesulitan untuk menirukan gerak bibir terlihat dari beberapa kesempatan gerakan bibir tidak sinkron dengan suara dubbing.

  • Kesimpulan

Fenomena pemecatan masal yang terjadi di Indonesia menjadi hal yang sulit dihindari oleh karena situasi pandemi. Konsep sosiologi yang disuguhkan dalam seni pertunjukan "SaDemi" cukup bisa menjadikan penonton berefleksi tentang bagaimana situasi dunia saat ini. Karena pertunjukan yang ditampilkan berangkat dari era atau tahun yang tak jauh dari kondisi saat ini. Pada intinya keresahan kebingungan yang menyelam kepada para pekerja baik yang mengalami pemecatan maupun tidak, tetap menyisakan sisi duka yang mendalam. Namun dengan wabah ini semua orang dituntut mencari cara untuk bertahan hidup ditengah situasi yang sulit dengan cara-cara yang lebih adaptif.

Referensi:

Suparno T. Slamet. Beberapa Pendekatan Sosiologos Dalam Penelitian Karawitan.

Khoiruddin M. Arif. Pendekatan Sosiologi dalam Studi Islam. Vol. 25 No. 2 (2014).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun