Mohon tunggu...
Agung Kurniawan
Agung Kurniawan Mohon Tunggu... Editor - Sebuah Catatan

Ingin kaya, sehat, bahagia dan panjang umur.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kebingungan Buruh Masa Pandemi: Seni Pertunjukan Teater "Sademi"

8 Mei 2021   16:46 Diperbarui: 8 Mei 2021   16:50 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Oleh: Agung Kurniawan

 

Abstract

The sociological approach is a method that explains and discusses an object based on society.

The relationship between work and society can be analyzed through this approach. Likewise with performing arts, what are the impacts on society. Especially during a pandemic like now, performing arts can be a strategy to convey a message. For example, a health campaign message or conveying an appeal from the government to the wider community.

Keywords: sociology, performing arts, pandemic

  • Pendahuluan

Pandemi memang tak lepas jadi pembahasan orang banyak hari-hari ini. Situasi baru, tantangan baru, begitupun cara menyikapinya, cara menemukan solusi dari masalah baru juga akan baru. Beberapa efek negatif dari pandemi ini sangat dirasakan oleh para pekerja yang mau tak mau harus melepaskan pekerjaannya. Hal ini membuat sebagian orang memutar otak bagaimana agar tetap bisa bertahan hidup disamping tabungan yang tak seberapa. Cara-cara kreatif mungkin muncul namun cara-cara haram pun tak menutup kemungkinan muncul seiring berjalannya situasi yang semakin sulit. Hal ini sekiranya yang menggelitik jiwa-jiwa seni sebagian orang untuk mengubahnya menjadi seni pertunjukan.

            Seni pertunjukan itu sendiri adalah karya yang melibatkan aksi insividu maupun kelompok di tempat dan waktu tertentu dengen melibatkan hubungan dengan penonton. Seni pertunjukan biasanya melibatkan empat unsur diantaranya waktu, ruag, tubuh seniman dan hubungan dengan penonton.

  • Pembahasan

 

  • Sinopsis SaDemi

Situasi pandemi yang tiada henti, membuat bingung siapa saja, entah itu pekerja, pengusaha atau siapapun makhluk yang ada. Mereka tak tahu harus berbuat apa dan mau kemana, muncul kebingungan disana sini hingga mau melangkahpun tak tahu arah.

Pada suatu waktu muncul arah dari keyakinan masing-masing bahkan dengan memaksakan kehendak mereka mencoba melangkah menuju arah yang diyakini. Tak mudah menentukan langkah, tetapi harus berani memulai, menggeliat dan mencoba untuk tetap bertahan dengan segala upaya demi mempertahankan kehidupan bersama.

  • Ulasan

Video berdurasi lebih dari dua puluh tiga menit ini tayang di youtube pada May Day 2021. Video yang tepat tayang pada satu Mei ini bertajuk "May Day 2021 : Pementasan Teater Buruh Tangerang Tabur dengan Judul 'SaDemi'(Situasi Pandemi)". Pada awal video ditampilkan dua orang pemeran laki-laki. Satu pemeran berambut pendek dan satu yang lain berambut agak panjang. Mereka mengobrol soal situasi pandemi yang banyak memakan korban terutama di sektor ekonomi yakni para buruh. Kata lelaki berambut pendek "Banyak orang kehilangan penghasilan! Banyak pekerja kehilangan pekerjaan!" kemudian kata orang berambut agak panjang "Itulah sebagian korban dari juragan yang tak bertanggung jawab. Habis manis sepah dibuang." Tentu kita ketahui pandemi ini sangat merugikan banyak orang, terutama pada konteks ini adalah buruh. Belum habis protes terhadap undang-undang kontroversial RUU Cipta Kerja, pekerja langsung dihadapkan kepada situasi yang tak terduga.

Konsep sosiologi yang terkandung pada seni pertunjukan teater "SaDemi" menitik beratkan kepada hubugannya dengan penonton. Cerita yang disampaikan cukup "ngena" dan menggambarkan situasi terkini dunia nyata. Busana dan make up yang relatif sama menggambarkan suatu kelompok orang yang memiliki kesamaan, atau kesamaan nasib, atau mewakilkan suatu kelompok lapisan masyarakat. 

Dalam konteks seni pertunjukan "SaDemi" berusaha memanifestasikan pekerja atau buruh yang merasakan kebingungan di tengah pandemi. Seni pertunjukan ini berjudul "SaDemi" kependekan dari Situasi Pandemi. Paling tidak seni pertunjukan ini menginformasikan kepada masyarakat tentang bagaimana cara elemen buruh bergelut dengan situasi sulit pandemi. Efeknya masyarakat dapat refleksi tentang dampak dari pandemi yakni pemecatan pekerja secara masal.

Dari segi teknis, dialog yang dikombinasikan nyanyian bersama menambah segi artistik bagi drama itu sendiri, tidak menimbulkan efek bosan penonton. Namun efek dubbing yang digunakan untuk mengisi suara nampaknya pemeran sedikit mengalami kesulitan untuk menirukan gerak bibir terlihat dari beberapa kesempatan gerakan bibir tidak sinkron dengan suara dubbing.

  • Kesimpulan

Fenomena pemecatan masal yang terjadi di Indonesia menjadi hal yang sulit dihindari oleh karena situasi pandemi. Konsep sosiologi yang disuguhkan dalam seni pertunjukan "SaDemi" cukup bisa menjadikan penonton berefleksi tentang bagaimana situasi dunia saat ini. Karena pertunjukan yang ditampilkan berangkat dari era atau tahun yang tak jauh dari kondisi saat ini. Pada intinya keresahan kebingungan yang menyelam kepada para pekerja baik yang mengalami pemecatan maupun tidak, tetap menyisakan sisi duka yang mendalam. Namun dengan wabah ini semua orang dituntut mencari cara untuk bertahan hidup ditengah situasi yang sulit dengan cara-cara yang lebih adaptif.

Referensi:

Suparno T. Slamet. Beberapa Pendekatan Sosiologos Dalam Penelitian Karawitan.

Khoiruddin M. Arif. Pendekatan Sosiologi dalam Studi Islam. Vol. 25 No. 2 (2014).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun