Mohon tunggu...
Agung Kresna Bayu
Agung Kresna Bayu Mohon Tunggu... Konsultan - Alumni Fisipol UGM

Mengolah keseimbangan intelektual antara logika dan spiritual

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Cinta Corona

7 Juni 2020   16:38 Diperbarui: 7 Juni 2020   16:28 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Alinea.id

Corona, sebuah makhluk yang akhir-akhir ini menjadi trending dan dieluh-eluhkan banyak orang, mungkin dia sedang menyusun siasat untuk jatuh cinta kepada kita. Tapi, bagai cinta betepuk sebelah tangan, karena kehadirannya justru membuat kita takut dan banyak orang kehilangan arah serta menolak cintanya. 

Namun, saat kita menyadari bahwa cinta adalah proses untuk menjadi, maka kita tidak perlu memilikinya, cukup dengan menjadikannya sebagai makluk yang mengajarkan kita untuk mencintai diri sendiri, keluarga, teman, sahabat, pasangan, bahkan Tuhan.

Makluk ini hadir tanpa surat undangan, bagai mitos jelangkung yang datang tak diundang dan pulang tak diantar, tetapi saat kita menyadari bahwa Ia pulang tak diantar maka ada saatnya Ia akan pulang kembali. 

Namun, saat Ia masih ada seperti saat ini justru tandannya Ia masih sayang kepada kita. Kehadirannya membawah perubahan yang sangat besar dan kasat mata, padahal Ia tak terlihat. Oleh karenanya mengajak kita untuk berkaca pada hal-hal yang tak terlihat dan itu ada dalam diri kita, seperti rasa, kasih, sayang, atau cinta. 

Pernah kita melihat itu secara kasat mata?. Karena itu adalah dasar dari masing-masing diri kita yang kita sendiri tidak pernah tahu. Akan tetapi, cinta corona telah mengajarkan kita untuk melihat hal itu dan menggalinya sebagai upaya untuk menjadi diri sendiri dan bahagia. Ingat bahagia itu bukan diberikan oleh orang lain, tetapi diciptakan melalui rasa-rasa tak terlihat yang ada di masing-masing diri kita.

Urusan ekonomi dan uang, kesenagan hiburan dan dunia?, terkadang itu hanyalah kebahagiaan semu yang seolah diberikan, tetapi justru membuat kita tenggelam didalamnya dan tidak menyadari bahwa kebahagiaan sejati ada di dalam diri kita. 

Membahas surga dan neraka dengan berlomba menjalanhkan ibadah serta mennganggap agama lain sebagai lawan?, corona sekali lagi membuat kita menyadari bahwa, surga dan neraka ada disekitar kita. Lantas, apakah corona akan memilih  dari agama mana orang yang akan Ia cintai? 

Corona tidak pernah memilih orang beragama apa yang akan Ia cintai, dia universial dan tidak memandang orang seagama yang akan Ia cinta dan nikahi. 

Selain tak pilih kasih soal agama, corona juga mecintai semua orang dari si kaya dan si miskin, jadi tidak ada cinta corona itu hanya untuk si miskin. Sekali lagi, Ia universal mencintai orang dari semua kelas.

Corona juga nge-hits di banyak headline media cetak dan elektronik, tanpa disadari Ia viral bagai artis pendatang baru dan membantu youtuber yang mengejar 4000 jam tayang serta 1000 subcriber demi mendapatkan penghasilan dari Youtube. Corona hadir dengan banyak wajah tapi ada satu nilai yang dibawahnya, yaitu cinta!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun