Mohon tunggu...
Agung Himawan
Agung Himawan Mohon Tunggu... Ilmuwan - Penulis

Psikologi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Permainan Tradisional Gobak Sodor Warisan Nenek Moyang .

29 April 2023   01:42 Diperbarui: 14 Oktober 2023   23:58 397
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Oleh.

Agung Himawan,  S.H.,  M.Psi

Sebelum ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang pesat di negara kita, Nenek moyang kita telah memiliki ajaran dan ilmu pengetahuan yang cukup tinggi. Salah satu warisan nenek moyang bangsa Indonesia yakni berupa "Permainan Tradisional Gobak Sodor". 

Disejumlah literatur Belanda menyebutkan kata Gobak Sodor diambil dari Go Back Through The Door yang berarti menembus pintu. Selain itu, gobak sodor tercatat dalam buku kamus Jawa (Baoesastra) yang ditulis oleh WJS Poerwadarminto yang dipublikasikan JB Wolters Uitgevers Maatschappij NV Groningen, Batavia pada tahun 1939.

Warisan nenek moyang tersebut, mengandung nilai pengajaran dan treatment yang luarbiasa terhadap proses tumbuh kembang anak usia dini (Paud) terkait ketrampilan berkomunikasi (Communication Skills) dan ketrampilan bersosial (Social skills).

Kehebatan pemainan tersebut telah dibuktikan oleh beberapa penelitian, salah satunya oleh D.R. Pratiwi, (2018) bahwa permainan tradisional gobak sodor dapat mempengaruhi keterampilan sosial anak pada kelompok "B" di PAUD Islam Terpadu Baiturrahman Jember. 

Kemudian penelitian oleh S. Sudarto, (2018) menunjukkan bahwa permainan gobak sodor dapat meningkatkan keterampilan sosial pada anak kelompok "B" TK Panca Setya Kabupaten Sintang, yang ditunjukkan dengan terjadi peningkatan keterampilan sosial pratindakan yaitu pada 21 anak, 3 anak (14,28%) pada kategori sangat baik dan Hasil siklus 1 keterampilan sosial anak meningkat menjadi 10 anak (47,61%) pada kategori baik serta Hasil siklus 1 ke siklus 2 mengalami peningkatan keterampilan sosial pada kategori sangat baik menjadi 20 anak (90,47%).

Lalu penelitian oleh Nugroho (2016), menyebutkan bahwa permainan tradisional gobak sodor dapat menanamkan dan memupuk kemampuan berdemokrasi, pendidikan, kepribadian, keberanian, kesehatan, persatuan dan moral. Menurut Karl Groos, bermain memiliki fungsi guna memperkuat insting anak yang akan dibutuhkan dalam kelangsungan hidup di masa mendatang. Apalagi, masa anak-anak memang seharusnya diisi dengan bermain permainan yang positif . Permainan-permainan yang positif tersebut secara tidak langsung mengajarkan kepada mereka mengenai aspek motorik, kognitif, bahasa, sosial, emosional, seni, moral, dan lain-lain.

Dizaman yang serba modern saat ini, warisan nenek moyang tersebut seolah terkikis oleh zaman. Padahal permainan yang tidak memerlukan biaya tinggi tersebut, sangat bermanfaat sekali terhadap proses tumbuh kembang anak usia dini.

Sementara itu, perlu kita sadari bahwa di zaman milenial saat ini, banyak anak-anak kita yang mengalami kecanduan gadget (screen dependency disorder) yang bisa menimbulkan gangguan pada kesehatan fisik maupun kesehatan mental anak. Salah satunya adalah anak tidak tertarik bermain di luar rumah atau kegiatan ekstra di sekolah, anak menjadi agresif atau pemarah jika tidak memegang gadget. Selain itu juga dapat menjadi potensi utama merusak otak , merusak kesehatan mata anak anak dan mengganggu proses tumbuh kembang anak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun