Mohon tunggu...
Agung Christanto
Agung Christanto Mohon Tunggu... Guru - guru SMA

Bimantara:Dari nol belajar Menggali dari pengalaman pribadi yang menginspirasi untuk sesama:demah

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Apa yang Hujamkan pada Pertiwiku

5 Februari 2024   18:33 Diperbarui: 5 Februari 2024   19:12 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Puisi yang kau hujamkan pertiwiku,
Sebagai tandatangan di halaman langit.
Dalam bait-bait ini, terpahat serpihan harapan,
Mengarungi lautan waktu dalam setiap detik.

Hujamkanlah puisi dengan pena tajammu,
Seperti tombak yang menembus malam gelap.
Dalam detak jantung, terlukis kisah kehidupan,
Puisi ini adalah jejak yang tak terhapuskan.

Biarlah hujaman puisi menjadi melodi,
Seperti dentingan angin di atas bukit.
Dalam gemuruh kata-kata, terbentang alur waktu,
Mengukir puisi yang abadi dalam ingatan.

Pertiwiku, tempat mulanya kisah yang tercipta,
Hujamkan puisi sebagai bukti perjalanan.
Dalam puisi yang kau hujamkan pertiwiku,
Terukirlah cinta dan makna yang tak terpadamkan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun