Mohon tunggu...
Agung Baskoro
Agung Baskoro Mohon Tunggu... Konsultan - Political Consultan | PR Strategist |

Political Consultant | PR Strategist | Tanoto Scholar | The Next Leader Award Versi Universitas Paramadina-Metro TV 2009 | Buku Status Update For The Best Student (Gramedia Pustaka Utama, 2012) | Juventini | Contact : agungbaskoro86@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tiga Cara Cerdas Raih Beasiswa

14 Januari 2018   13:07 Diperbarui: 14 Januari 2018   14:32 1698
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Baca teliti dan ulang berkali-kali setiap syarat yang diminta agar tak ada yang terlewat. Pada tahap ini juga nanti dilakukan pengecekan kelengkapan administrasi/dokumen dan seleksi nilai akademis. Jika sudah yakin telah memenuhi syarat umum dan khusus, tidak ada salahnya untuk mendaftar. Karena, besar kemungkinan bisa mengikuti proses seleksi tahap berikutnya. Namun sebaliknya, bila ada salah satu syarat belum ada, maka sebaiknya menunda untuk mendaftar atau mencoba beasiswa lain yang relevan dengan kemampuan.

II. Tes Psikologi

Sebelum menghadapi tes ini, ada baiknya ke toko buku untuk beli buku-buku yang berkaitan dengan ujian psikotes atau menemui salah satu penerima sebuah beasiswa/alumni beasiswa untuk menambah informasi atas seleksi pada fase ini. Jangan sampai saat harinya, kamu kaget atau tidak siap secara mental dengan soal atau tes yang diberikan. Walaupun jenis soal, metode ujian, atau bahkan bentuk masalah yang dihadapi bisa berbeda bahkan sangat ekstrim dari biasanya.

Biasanya tes psikologi yang diberikan mencakup intelegensia, kemampuan memberikan solusi, mengatasi konflik, mengambil keputusan dan potensi kepemimpinan. Pengujian dilakukan oleh tim konsultan professional. Selain tes tertulis, bentuk tes psikologi seringkali juga mengikutsertakan diskusi kelompok (focus group discussion) yang membagi para peserta beasiswa ke dalam kelompok-kelompok kecil untuk membahas dan menyelesaikan sebuah masalah. Dalam kegiatan ini pihak penyeleksi bukan hanya melihat kemampuan seseorang menjadi pemantik (keynote speech)atau pembicara (speaker), namun juga ingin mengetahui bagaimana seorang peserta mampu menunjukkan dirinya bisa menjadi moderator diskusi yang cermat dan peserta diskusi yang kritis.

III. Wawancara

Biasanya merupakan seleksi tahap akhir berupa interaksi langsung antara pelamar Beasiswa dan tim pemberi beasiswa, untuk lebih jauh mengenal karakter dan melihat kekuatan personal pelamar Beasiswa. Pada sesi wawancara, perlu diperhatikan beberapa hal, yakni;

a. Penampilan, pastikan kamu tampil seoptimal mungkin. Agar pewawancara menerima kesan positif dari awal. Sederhananya, rapi, wangi, dan jangan lupa mandi. Jangan sampai pewawancara terganggu panca inderanya karena kehadiran kamu didekatnya.

b. Menjadi diri sendiri. Jawab jujur dan apa adanya setiap pertanyaan yang diberikan oleh pewawancara. Artinya tak ada jawaban salah atau benar, karena setiap orang unik dan memiliki latarbelakang yang berbeda-beda. Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan umum seperti, mengapa kamu ikut beasiswa ini? Bagaimana rencana kuliah dan karir kamu ke depan? Apa yang membuat kami harus memilih kamu? Bagaimana bila kamu belum berhasil diterima dalam beasiswa ini? Pasti jawaban setiap orang berbeda-beda. Sehingga, jawaban terbaik dari kamu adalah menjelaskan dengan baik atau merasionalisasi jawaban yang diberikan sehingga masuk akal dan diterima 'beda' oleh pewawancara.

Jawaban 'Beda' di sini pada dasarnya, pewawancara dapat mengetahui utuh potensi, kemampuan, masa depan calon penerima beasiswa ketika dialog dengannya terjadi. Para pewawancara seperti yakin dengan ekspresi, intonasi, dan setiap jawaban yang diberikan oleh pelamar karena mendapati data (ilmu pengetahuan), fakta (kasus), cerita (pengalaman pribadi) dan kata-kata yang jelas (teratur dan terukur).

c. Tetap tenang, sesulit dan seemosional apapun pertanyaan yang diterima tetap fokus menjawab. Karena tujuan pewawancara menanyai adalah menerima jawaban terbaik dari kita. Jangan sampai malah bapernya yang mengemuka atau diamnya yang lebih tampak. Karena, dikhawatirkan akan mengurangi nilai terbaik yang bisa kita terima.

Setiap institusi beasiswa punya arahan memastikan calon penerimanya adalah pemimpin masa depan Indonesia atau generasi penerus yang dapat diandalkan. Mengingat kompleksnya masalah yang dihadapi negeri ini sampai sekarang dan terbatasnya sumber daya untuk menyelesaikan, otomatis menuntut setiap anak bangsa untuk lebih berani, sangat kreatif dan memiliki mental yang tangguh. Harapannya, beasiswa yang diterima oleh seorang mahasiswa ini nantinya dapat menghasilkan perbaikan sistem atau bahkan membawa perubahan besar bagi masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun