Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger Biasa

Part of #Commate'22-23 - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Perjalanan Rumah Tangga Memang Tak Selalu Mulus

19 April 2017   05:58 Diperbarui: 19 April 2017   07:01 1019
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar ; cahayanabawy(dot)com

Semasa masih bujangan, saya atau mungkin Kompasianer lain pernah rasakan. Bagaimana harus mengirit pendapatan, demi memenuhi kebutuhan utama selama sebulan. Mengatasi biaya bayar kamr kost dan makan sehari-hari, belanja kebutuhan bulanan sampai bayar uang kuliah bagi yang masih kuliah.

Demi penghematan rela berjalan berkilo kilo, atau membiasakan diri puasa senin kamis. Rajin datang ke seminar kampus, demi membebaskan dompet dari makan siang. Kalau sedang tanggal tua, mie instan menjadi menu santapan rutin.

Setelah masa kuliah berlalu, mulai merasakan susahnya mencari pekerjaan. Karir dibangun dari bawah, dengan penuh ketekunan dan banyak pengorbanan. Berkat kesabaran pula, setapak demi setapak keahlian bertambah. Penghasilan melebihi kebutuhan, sehingga ada dana untuk dimasukkan tabungan.

Tiba tiba, perjalanan yang dulu terasa pahit berubah indah saat dikenang. Menerbitkan senyum simpul, ketika mengingat ingat bagaimana jungkir balik mengatur keuangan. Menumbuhkan perasaan haru, ketika teringat selembar uang satu satunya hilang entah kemana.

Namun setelah semua telah berlalu, masa berganti mengantar cerita sampai detik ini. Sesedih apapun masa dulu, nyatanya kita bisa melampaui dengan baik. Sepahit apapun perjalanan  masa pernah terjadi, buktinya kita bisa bertahan sampai sekarang.  

Mungkin banyak di antara kita, saat ini sudah sampai pada posisi mapan secara finansial. Bisa memenuhi kebutuhan ini dan itu, lebih dari sekedar kebutuhan utama. Pada usia produktif, mulai membangun network dengan kompetensi yang bagus. Sehingga jelang usia tigapuluhan, penampilan fisik dan psikologis semakin beda.


Seiring bertambahnya usia, mulai membangun rumah tangga dan beranak pinak. Menempati rumah yang bagus, memiliki kendaraan yang nyaman. Menerapkan wawasan yang didapati, untuk membangun komunikasi dengan anak dan pasangan. Menjadi keluarga modern, cukup secara materi bahkan tampak berlebih.

-0o0-

Illustrasi-dokpri
Illustrasi-dokpri
Kodrat kehidupan telah tergariskan, yang tampak enak (biasanya) justru melenakan. Pun dalam kehidupan berumah tangga, naik turun jatuh dan bangun adalah sebuah keniscayaan.

Karir yang diraih dan dibangun dengan susah payah, bisa saja dijegal orang yang tak disangka sangka. Pendapatan yang lebih dari cukup, pada satu saat terpaksa musti dilepaskan.

Perjalanan kehidupan tidak ada yang bisa menebak, bahkan diri sendiri tidak bisa memastikan yang bakal terjadi hari esok. Sejauh yang bisa kita lakukan, adalah sebisa mungkin berbuat yang terbaik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun