Karena takdir menggariskan, dibarengi penyikapan dan pengusahaan. Kalau saya menyerah tak mau berusaha, setelah di Surabaya seringkali gagal. Sikap yang sama, diteruskan setelah pindah Jakarta.Â
Takdir jodoh yang mulai mendekat, bisa menjauh lagi karena saya malas- malasan. Bahwa takdir tidak bisa ditolak, tapi manusia dilibatkan termasuk menikah.
--- ---- --
Kalau simbah tukang jamu, menemui takdir berpulangnya. Saat sedang berjualan, melayani pelanggan sebaik- baiknya, dan kemudian kecelakaan. Sangat mungkin, orang di belahan bumi yang lain sedang menemui takdir jodoh.Â
Saat sudah kelelahan mengalami penolakan, tetapi tidak memupus harapan dan perjuangan. Jujurly, saat itu saya di tahap lelah menunggu belahan jiwa.Â
Minta tolong dicomblangi teman kost, teman- teman kantor bahkan sampai ibu kost. Justru dari teman tidak kenal dekat, yang berjasa mempertemukan saya dengan calon istri.
Takdir pertemuan saya dengan calon istri, bersinggungan dengan teman kuliah calon istri. Persinggungan yang tidak kami skenariokan, persinggungan di luar nalar manusia.
Kompasianer, yang sedang berusaha menemukan belahan jiwa. Capek dan bosan itu boleh, tapi jangan menihilkan usaha. Tetaplah berusaha sebisanya, jangan enggan melibatkan orang lain. Karena takdir tidak bisa ditolak, tapi manusia dilibatkan termasuk menikah.
Semoga bermanfaat.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI