"Justru 5 R menjadi awal perubahan yang bikin saya kaget,"
Nani Heryani , owner Naninu Kitchen, UMKM binaan Yayasan Astra , Yayasan Dharma Bhakti Astra
Btw, 5 R adalah Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin. Sebuah program Yayasan Astra YDBA, diberikan kepada UMKM binaan. Guna meningkatkan efisiensi, efektifitas dan kualitas kerja di area produksi UMKM binaan. Mendukung pemenuhan standar QCD (quality, cost, delivery), demi keberlanjutan UMKM.
Dan saya tergelitik, menggali informasi lebih jauh soal penerapan 5R di Naninu Kitchen. Sehingga bisa survive terhitung 7 tahun berjalan, bahkan baru- baru ini meraih pencapaian membanggakan. Yaitu menjadi 5 besar finalis, kompetisi 5R UMKM binaan Yayasan Astra YDBA se- Indonesia 2025, kategori kuliner/ kerajinan.Â
Kami membuat janji wawancara, selepas Naninu Kitchen turut serta dalam bazzar Bogor Manufaktur Indonesia bersama Yayasan Astra YDBA.
--- ---- ---
Naninu kitchen, usaha kuliner di Kp. Karanggan, Gunung Putri, Kab. Bogor - Jawa Barat. Dirintis oleh Nani Heryani pada tahun 2018, berangkat dari kegemaran sang owner pada dunia masak- memasak. Guna mengembangkan skill baking, Nani mengambil kelas kue di Bogasari. Adalah kelas Roti, Pastry, Cake, kue kering, semua dipelajari.
Begitu masuk dunia usaha, Nani mencari strategi diferensiasi produk. Yaitu menjual makanan, yang jarang dibuat oleh pelaku usaha lain. Sebagian besar kita familiar dengan stick keju, Naninu Kitchen memproduksi keju kriwil, yang untuk pengolahan lebih effort.
"Biasanya, orang bikin keju kriwil setelah ada order. Naninu Kitchen tidak by order, setiap hari membuat," ujar Nani
Dengan mengandalkan sistem getok tular (mulut ke mulut), dinilai sebagai sarana promosi yang lebih efektif dan efisien. Namun nyatanya tidak serta merta, meningkatkan omset penjualan.
Setelah ditelusuri lebih dalam, Nani belum mengenal management produksi, penjualan, bahkan management keuangan yang efektif.
"Dulu saya tidak pernah tahu, berapa omset berapa keuntungan, yang penting jualan terus, keuangan tercampur dengan uang pribadi" jelas Nani.
Tak menyerah dengan keadaan, Naninu Kitchen aktif mengikuti event diselenggarakan Instansi dan Dinas terkait di Kabupaten Bogor. Cobaan kembali menerpa, yaitu datangnya pandemi covid- 19. Kala itu banyak usaha gulung tikar, meski tertatih Naninu Kitchen berusaha bertahan.
Saat orang enggan keluar rumah, Nani berjualan online dan mengirim sendiri pesanan ke konsumen. Di sekitaran rumah produksi, ada beberapa perumahan menjadi pangsa pasar. Â
Keju kriwil mulai dikenal, bahkan diorder konsumen dari luar kota Bogor. Beberapa kenalan dan saudara, mulai tertarik menjadi reseller.
Selepas covid mereda penjualan mulai stabil, Naninu Kitchen menambah varian. Yaitu Banana krispy terbuat dari kulit pastry, lagi- lagi membuat kulit pastry butuh waktu dan tenaga lebih.
Kemudian memproduksi kue harian, yaitu kue yang ready setiap hari. Adalah onde-onde, soes buah, risol mayo, yang kemudian sebagai best seller. Juga melayani order kue, menyesuaikan permintaan konsumen.
"Onde- onde Naninu Kitchen tetap lembut, meski disimpan di suhu ruangan selama 24 jam," jelas Nani
Naninu Kitchen Bertumbuh Berkat Pendampingan 5 R Yayasan Astra YDBA
"Penjualan tidak turun tapi flat, tidak sebanyak setelah menjadi binaan Yayasan Astra YDBA,"Â tegas Nani
Meski komunikasi kami via telepon, saya bisa merasakan nada bangga disampaikan Nani, terutama pada saat menjelaskan kontribusi Yayasan Astra YDBA pada Naninu Kitchen. Berkat Yayasan Astra YDBA, Nani mengaku terbuka peluang pemasaran yang lebih luas.
"Kalau kami diundang Yayasan Astra YDBA, sekalian order snack Naninu Kitchen," ujar Nani bahagia
----- ---- --
Yayasan Astra- YDBA, adalah salah satu pelaksana CSR (Corporate Social Responsibility) PT Astra Internasional Tbk. Didirikan oleh founder Astra, William Soeryadinata, pada 2 Mei 1980, sebagai perwujudan cita-cita Astra "Sejahtera Bersama Bangsa". Sejalan dengan butir pertama filosofi Astra Catur Dharma, "Menjadi milik yang bermanfaat bagi bangsa dan negara."
Yayasan Astra -- YDBA, berupaya mendorong UMKM melalui program sektor unggulan. Memberikan pelatihan, pendampingan, fasilitasi pemasaran, dan fasilitasi pembiayaan kepada UMKM, sehingga UMKM mencapai kemandirian, naik kelas dan berkelanjutan.
Untuk menjadi UMKM binaan Yayasan Astra YDBA, Naninu Kitchen mendaftar setelah direkomendasikan teman pelaku UMKM yang sudah lebih dulu menjadi binaan Yayasan Astra YDBA.Â
O'ya, Nani juga aktif di beberapa organisasi wanita, sehingga bisa berbagi informasi tentang pelatihan, bazar, serta saling membantu pengurusan legalitas usaha.
Setelah proses assessment, dan mengikuti mekanisme yang berlaku di Yayasan Astra YDBA. Naninu Kitchen mulai ikut pelatihan pertama, pada 29- 30 mei 2024.
Nani yang sudah pernah ikut, berbagai pelatihan yang diadakan dari berbagai stake holder. Langsung bisa merasakan perbedaan, setelah mengikuti pelatihan di Yayasan Astra YDBA.
"Sebelumnya kalau ikut pelatihan, dapat uang saku setelahnya selesai. Tapi pelatihan di Yayasan Astra YDBA lain, tidak memberi materi (uang saku) tapi ilmu basic mentality pelaku usaha. Setelah pelatihan tidak dilepaskan, tapi didampingi sampai usaha kita jalan," jelas Nani.
Saat mengikuti pendampingan pada Agustus 2024, instruktur dan team Yayasan Astra YDBA terjun langsung ke rumah produksi Naninu Kitchen.
Pendampingan pertama, mengubah semua posisi di dapur produksi. Posisi dapur yang selama ini dianggap ideal, ternyata belum sesuai standart 5 R (Ringkas, Rapi, Resik, Rajin, Rawat).
"Justru 5 R menjadi awal perubahan yang bikin saya kaget," ujar Nani
Ringkas, barang tidak diperlukan untuk produksi dikeluarkan. Nani jadi tahu dan sadar, ada  barang tidak relate dengan proses produksi. Bahkan ada bahan kedaluwarsa, karena tidak selalu dipakai tetapi tetap disimpan di rumah produksi.
Rapi, Naninu Kitchen dipandu menyimpan barang sesuai tempatnya. Semua barang diberi label (labelling), yaitu oven, rak penyimpanan barang, material, bahkan tempat gula, terigu semua diberi label. Nani langsung merasakan perubahan itu, sangat efektif untuk memperlancar proses produksi.
"Dulu, namanya gunting sering ilang, beli ilang lagi, sejak saat itu tidak pernah hilang. Plastik berbagai ukuran disusun sesuai kegunaan, jadi kalau cari plastik tidak tercampur dan kerepotan. Bahkan kalau dibantu orang lain, tidak perlu menjelaskan tinggal mengambil di tempat sesuai label."
Resik, semua yang terkait dengan produksi harus bersih apalagi usaha kuliner. Kebersihan mencakup, bersih ruang produksi, bersih alat, bersih bahan- bahan.
Rawat, adalah merawat tiga point sebelumnya, sehingga standart 5 R terjaga. Rajin, menjalankan dengan benar 5 R dengan konsisten.
Menurut Nani, dua point terakhir (Rawat dan Rajin) adalah yang paling butuh effort serta kesinambungan. Karena kalau tiga point pertama, bisa diselesaikan dalam beberapa hari. Maka point 4 dan 5, musti dijalankan dari waktu ke waktu
Kini Naninu Kitchen telah mempekerjakan tiga orang karyawan, sebelumnya Nani memasak sendiri. Sementara pada saat tertentu, seperti orderan banyak dan bulan Ramadan, ada tenaga kerja tambahan.
"Setelah penerapan 5 R omset meningkat, saat diposting di medsos konsumen yakin. Sering mendapat kunjungan dari Dinas dan Instansi Kabupaten Bogor, otomatis mendapat order. Produk Naninu Kitchen dijadikan souvenir untuk tamu, diberi kesempatan mengikuti pameran atau bazar," jelas Nani.
Selain menjual sendiri di rumah produksi, Naninu Kitchen telah mempunyai reseller. Beberapa rumah makan di Citeureup, juga membeli keju kriwil untuk dijual lagi dengan sistem beli putus. Dan keju kriwil Naninu Kitchen, dipasarkan di galeri Yayasan Astra YDBA yaitu di Head Office Sunter Jakarta Utara.
Rata- rata produksi harian 400 -- 600 pcs, meliputi keju kriwil, onde- onde , banana, soes, risol mayo, dan sesuai order cutomer. Pada bulan Ramadan penjualan meningkat pesat, khusus keju kriwil sampai 1000 toples.Â
Brand Naninu Kitchen telah terdaftar di HAKI, per 9 september 2025 masuk kategori UMKM Mandiri, Yayasan Astra YDBA.
Ada kebanggaan membuncah di benak Nani, saat Naninu Kitchen masuk 5 besar finalis, kompetisi 5R UMKM binaan Yayasan Astra YDBA se- Indonesia 2025, kategori kuliner/ kerajinan. Prestasi ini seolah membayar, segala effort yang dikerahkan untuk mengubah kebiasaan Naninu Kitchen.
"Target saya pengin lebih banyak karyawan, lebih banyak produksi agar omset lebih besar," tutup Nani
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI