Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Kompasianer

Kompasianer of The Year 2019 | Part of Commate KCI '22 - Now | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Love Artikel Utama

Orangtua yang Tangguh Akan Memiliki Anak Tangguh

12 Mei 2025   10:58 Diperbarui: 14 Mei 2025   10:31 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
illustrasi- (Dokumentasi Pribadi)

anak lanang di Pondok- (Dokumentasi Pribadi)
anak lanang di Pondok- (Dokumentasi Pribadi)

Saya masih ingat, sewaktu mbarep hendak mondok. Di awal kepergiannya, kami merasakan kehilangan. Yang biasanya saban hari ketemu, tiba-tiba tidak tampak batang hidungnya.

Saya dan istri dituntut belajar, mengatasi rasa sepi di diri sendiri. Merasakan kegalauan, kangen yang sangat kadanag tak tertahankan. Ustad menasehati kami, jangan kawatir karena anak kami ada yang mengurus.

Tak ayal kontradiksi kami alami, konflik antara batin dan logika. Saat logika berkata, "lama-lama mereda dan terbiasa ditinggal anak", "Jangan dipikir terus biar anak juga tidak kepikiran.

Sesaat batin ini menerima, meskipun demikian tidak serta merta tenang. Ibarat perjalanan baru beberapa langkah, bimbang akan dilanjutkan atau justru balik badan.  

Masa awal berpisah, wajah anak lanang selalu lekat di benak. Kemanapun, kapanpun dan dimanapun, mukanya memenuhi pikiran saya. Persis seperti orang jatuh cinta, raut wajah yang dicinta menempel kemana pergi.

Setelah semua bisa dilalui, saya meraskan letak seni-nya hidup. Ada fase galau yang musti terjadi dan musti dialami, dan doa menjadi senjata andalan. Ketika rindu berat semakin menggelayut, kami menata hati dan pikiran. Tak lekang menderas doa, sampai titik berdamai dengan keadaan.

Ibarat mau menuju air terjun, butuh energi ekstra dan nyali yang besar. Bersedia menyusuri jalan setapak, menghalau ngarai yang licin berkelok.  Kaki, betis, tangan, badan siap terbaret dahan tajam atau digigit binatang.

Meyakini bahwa di ujung perjalanan, segala susah payah akan terbayarkan. Bisa menikmati pemandangan indah, air tejun menyegarkan otak dan pikiran.

Pun mengarungi masa pengasuhan, orangtua musti siap tak henti belajar. Mengatasi setiap masalah, menghalau setiap rintangan yang datang. Menjadi orang tua yang mau berproses, menjadikannya kukuh dan tangguh.

Karena orangtua yang tangguh akan memiliki anak tangguh

Orangtua yang Tangguh Akan memiliki Anak Tangguh

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun