Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger Biasa

Part of #Commate'22-23 - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Sahur dengan Menu Tinggi Serat, Siapa Takut!

17 Maret 2024   17:01 Diperbarui: 17 Maret 2024   17:11 306
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kompasiner's, saya sangat sepakat, bahwa musuh terbesar diri adalah diri sendiri. Yaitu ego, yang kalau dituruti justru menjerumuskan. Sementara manusia dengan kecenderungannya, mau menang sendiri, mau enak sendiri, kalau kalah tak segan berlaku curang.

Dan hal-hal tersebut, merupakan refleksi kemenangan ego atas diri manusia. Orang yang sering berpihak pada ego, akan tampil sebagai menjadi manusia egois. Kalau tidak distop kebablasan, yang bisa menyetop hanya dirinya sendiri.

Tantangan besar bulan puasa, salah satunya menahan diri saat berbuka. Orang dengan ego menonjol, biasanya akan balas dendam baik saat berbuka atau sahur.  Semua makanan ingin dilahap, kalau bisa dimasukkan bersamaan ke dalam lambung.

Jujurly, saya pernah berlaku demikian. Seperti orang yang kalap, bukber dengan ego meluap-luap. Ujung-ujungnya, saya sendiri yang merugi. Selepas buka puasa, tak leluasa bergerak.

dokpri
dokpri

Ya, waktu itu ada undangan berbuka, disajikan menu ala hotel dan prasmanan. Mula-mula saya minum kolak, disambut es campur. Saya melihat kursi sebelah, menyantap menu menggiurkan. Langsung mencari tahu posisi makanan, segera mengambil dan menyantapnya.

Saking asyiknya makan, sholat maghrib berjamaah dilewatkan. Nanggung, sedang menghabiskan makanan utama. Dengan alibi, lebih baik makan dulu daripada sholat sambil mikir makanan.

Sholat magrib sendiri tidak khusyu,  karena kondisi kekenyangan. Pada posisi duduk antara dua sujud, perut mengganjal dan terasa bega. Rasanya ingin bisa sendawa, tetapi tidak ada pemantiknya dari dalam tubuh. 

Itupun saya masih belum kapok, usai maghrib diteruskan lagi ngunyah. Melihat buah-buahan, salad, puding, atau makanan penutup tersaji sedemikian cantiknya. Dan nambah lagi, minum es campur favorit yang kedua kali.

Kalau ingat kejadian kalap itu, duh, malu banget. Sadar betapa sangat lemah iman ini, patuh dan tunduk dengan hawa nafsu.  Padahal sejatinya puasa, mengajak pelakunya mengekang hawa nafsu.

Makan dan minum secukupnya, baik saat sahur atau berbuka. Kalau makan saja kalap, berarti tidak berhasil mengekang hawa nafsu.

Sahur dengan Menu Tinggi Serat, Siapa Takut !

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun