Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger Biasa

Part of #Commate'22-23 - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Menikah Menggenapkan Ibadah

28 September 2022   21:34 Diperbarui: 29 September 2022   03:51 276
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Kali pertama penciptaan Adam AS, beliau tinggal di surga. Meski disuguhi fasilitas lengkap dan nyaman, rupanya Adam kesepian sehingga dihadirkan Siti Hawa. Dari leluhur manusia ini, kemudian beranak pinak berketurunan. Terus berlanjut sampai kita manusia akhir jaman.

Hikmah yang saya petik, bahwa setiap orang sangat membutuhkan orang lain. Laki laki dengan segala kodrat kelelakiannya, tetaplah membutuhkan pelengkapnya yaitu seorang perempuan. Dan kehidupan mengadakan syariat pernikahan, karena setiap orang disediakan pasangan. 

sumber ; dutaislam.com
sumber ; dutaislam.com

Tugas manusia, adalah berbaik sangka, berusaha sunguh-sungguh menjemput belahan jiwa. Misalnya ada yang berumur lanjut dan belum bersua pasangan, tentu di luar kuasa manusia. Tetapi ada yang jauh lebih penting, bahwa usaha maksimal tidak boleh dinihilkan. 

Biarlah semangat dan pengharapan tidak padam, menanti takdir belahan jiwa kan tiba- wallahu'alam.

-------

Menuju dua dasawarsa berumah tangga, menurut saya pernikahan itu adalah praktek di keseharian. Tidak bisa diwakilkan setumpuk teori njlimet, yang didefinisikan dengan kalimat intelek penuh retorika. Karena pernikahan adalah kehidupan itu sendiri, lengkap dengan permasalahannya. Hari-hari dalam pernikahan, ibarat pembuktian ikrar saat ijab kabul.

Keberpunyaan harta dan tahta, bukan jaminan suami istri lepas dari permasalahan. Menikah adalah kesempatan, belajar mengurai satu persatu masalah agar diri mendewasa. Menikah memang penuh tantangan, tetapi  kita manusia dimuliakan dengan akal. Sehingga akal pekerti itulah, yang menjadi senjata untuk menyelesaikan permasalahan.

Pernikahan ibarat perjalanan panjang, membutuhkan stamina sangat prima. Kebersamaan, kerjasama, dan kekompakan suami dan istri akan diuji.  Soal berat atau ringannya pernikahan, tergantung bagaimana sikap setiap pasangan mengisi kehidupan pernikahannya.

dokpri
dokpri

Sudah kodrat-nya manusia, bahwa diciptakan dengan ketidaksempurnaannya. Sehingga membutuhkan orang lain, untuk melengkapi kekurangan itu. Dan atas alasan ketidaksempurnaan itu juga, maka menikah menjadi (salah satu) syariat kehidupan, yang sebaiknya dijalani.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun