Hamil bagi perempuan sangat melegakan, sementara bagi lelaki bisa menjadi simbol tak terdefinisikan.
Konon kehamilan bagi istri, membumbungkan perasaan mengantarkan menjadi perempuan seutuhnya.
Sementara bagi lelaki (istri hamil) sebagai bukti "keperkasaan", secara otomatis terselamatkan harga diri itu.
Ada teman dan kerabat pernah curhat, terkait belum dikaruniai momongan di usia pernikahan yang terus merambat.
Suami istri ibarat menanggung beban berat, menghadapi sindiran nyinyiran dari orang terdekat atau di lingkungan pergaulan.
Saya turut berempati, bisa menyelami dan merasakan suasana batin suami istri.
Ketika berada di satu lift, seorang senior terang-terangan mengejek pasangan ini (belum punya anak).
Kalimat sangat tidak nyaman berhamburan, tak dibalas sepatahpun oleh yang sedang dipojokkan.
Curhatnya saya dengar, nyinyiran tersebut mempengaruhi saat berhubungan seks -- kasihan ya.
Hubungan Seks Teratur dan Kemungkinan Kehamilan
Menurut dr. Indra Nurzam Chalik  Anwar Sp. OG, dokter kandungan (OBGYN) RSIA Bunda Jakarta, hubungan seks (bagi suami istri) seharusnya bukan sebagai beban tetapi sebagai hiburan. Hubungan seks adalah cara memenuhi kebutuhan emosi, sehingga bisa membantu mengurangi ketegangan akibat masalah kerja atau efek pandemi.
Hubungan seksual secara teratur (3 -- 4 kali seminggu), bisa memperbesar kemungkinan membantu suami istri mendapatkan kehamilan.