Pernah nggak kalian menemui orang, yang terlalu berhitung  soal uang ? Padahal dari sisi pekerjaan lumayan bagus, (seharusnya) dari keuangan otomatis tak masalah.
Sarapan hanya setangkup roti bakar, siangnya makan dengan menu sangat biasa, pun malam mengulang hal sama.
Seorang kenalan pernah membahas hal ini, tentang teman satu kost (yang teman saya juga) yang punya kebiasaan demikian. Tetapi saya tidak men-judge, mungkin ada rencana yang tidak kita ketahui.
Di lain kesempatan saya pernah punya teman, cukup disiplin dalam mengatur keuangan. Tetapi teman ini tidak pelit, kebetulan saya kenal baik dan beberapa kali ditraktir.
Kedisplinan itu tampak, kalau diajak jalan teman ini hanya belanja sesuai rencana (sebelum pergi). Sesekali ikut nongkrong, tak enggan mengulurkan bantuan pun sedekah.
Berkaca dari dua karakter tersebut, saya manggut-manggut saat menyimak penjelasan seorang perencana keuangan.
------
Saya ikut menyimak keseruan kelas keuangan, saat ada audience bertanya kepada narasumber (Ahmad Gozali). Si penanya curhat, tentang gajinya lebih cepat habis sebelum datang habis bulan.
Narsum yang juga perencana keuangan memberi saran, sebaiknya setiap orang mengelola keuangan dari hal paling sederhana.
Caranya (sebenarnya) bisa dilakukan siapa saja, membuat amplop sejumlah kebutuhan (dimiliki) selama satu bulan. Kuncinya satu, musti disiplin diri dan tidak menggampangkan keadaan ,"gampang, besok juga dapat uang lagi".
Misal untuk sehari (tiga kali) makan 30 ribu, maka itungan untuk post makan adalah 30ribu x 30 hari = 900 ribu dan jangan diotak-atik untuk hal yang lain.
