Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger Biasa

Part of #Commate'22-23 - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Semudah Ini Silaturahmi Lebaran di Masa Wabah

14 Mei 2021   16:41 Diperbarui: 14 Mei 2021   16:47 643
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bulan Syawal ada di awal, suasana berlebaran masihlah kental. Kompasianer, saya Agung Han,  perkenankan menyampaikan minal aidin wal faidzin. Sekira ada salah- salah tulisan yang menggores batin, sekira ada salah sikap dan ucap mohon dibukakan seluas-luasnya pintu maaf.

Mohon maaf lahir dan batin, ya Kompasianer.

Saya yakin, beberapa hari ke depan kita masih berkutat dengan ucapan saling bermaaf-maafan. Sambil ngetik sekarang ini, saya masih menerima atau mengirim pesan lebaran.

Ah, indahnya hari fitri. Suka cita terpancar di beranda medsos, meski (sesekali) terselip juga kabar duka yang mewarnai.

Secara umum, mari kita nikmati hari raya dengan bahagia. Kita kaum muslin, telah berpuasa menahan haus dahaga dan mengekang nafsi angkara.

Semoga kemenangan sejati diraih, menjadi awal setiap diri untuk lahir kembali. Semoga dosa yang pernah diperbuat berkurang -- syukur-syukur lebur---, penanda kita siap menjadi pribadi yang lebih baik.

----

Ramadan tahun ini, menjadi Ramadan kali kedua dilalui di tengah wabah. Saya pribadi tak secanggung Ramadan tahun lalu, tetap bisa menunaikan ibadah lebih tenang.

Masjid di lingkungan tempat saya tinggal, (untungnya) terbilang sangat tertib soal prokes (dibanding dua masjid lain di luar perumahan, tetapi tidak terlalu jauh.

Dan alhamdulilah takmir masjid sangat aktif, menyelenggarakan peribadatan sepanjang Ramadan. Saya salut tentang jarak shaf, bawa sajadah sendiri, wudu di rumah, tak pernah kelewatan takmir mengingatkan.

Sementara di masjid menyediakan hand sanitaser, ada juga tempat cuci tangan, dan secara berkala disemprot disinfektan.

dokpri
dokpri
Sehingga warga tetap bisa menjaga sholat fardu berjamaah, taraweh, tadarus, melaksanakan itikaf di sepuluh hari terakhir.

Selain itu ada kegiatan berbuka puasa bersama, memperingati Nuzulul Quran, kuliah subuh saban sabtu dan minggu, serta sahur bagi jamaah yang beriktikaf, serta menerima pembayaran zakat.

Merasai Ramadan tahun ini, saya semakin serius mengamini. Bahwa manusia memang diturunkan sebagai pemakmur bumi, bekal akal dan pekerti menjadi solusi menghadapi masalah hidup.

Terbukti sampai hari Ramadan di ujung, kami warga bisa khusus sembahyang. Dan sholat Iduf Fitri tak urung digelar.

Eits, kemuliaan manusia belum ada habisnya. Setelah ber-Ramadan di tengah pandemi bisa dilalui, kini kita berlebaran juga tak kalah seru.

Saya masih tetap bisa saling bersapa lebaran, dengan saudara yang tersebar di Gresik, Sidoarjo, Semarang, Magetan, Madiun, Cibinong, Sukabumi. Bahkan ada satu adik sepupu saya, juga ikut nimbrung meski sedang bertugas (layar) di Laut Banda   

Semudah Ini Silaturahmi Lebaran di Masa Wabah

Di jaman serba digital saat ini,menyoal keterhubungan seharusnya sudah bukan masalah besar. Bagaimana tidak. Soal kendala jarak dan waktu plus biaya, sudah bisa dipangkas sedemikian hematnya.

Ibarat kata kerepotan tak lagi menjadi alasan, untuk menjalin silaturahmi dengan orangtua, saudara, kerabat, tetangga, sahabat, teman atau kenalan biasa sekalipun.

Tinggal kitanya yang menyediakan diri, untuk dihubungi dan atau menghubungi. Untuk lebih dulu menyapa atau membalas sapaan, sehingga terjadi keterhubungan.

Kalau saya dan keluarga, selepas sholat ied ke rumah mertua (masih ada ayah) untuk sungkem. Kemudian bersilaturahmi dengan kakak ipar, yang masih tinggal seatap.

dokpri
dokpri
Sebelum duhur pulang untuk lebaran dan sungkeman keluarga inti, setelahnya video call dengan ibu saya di kampung halaman.

Kemudian di group WA keluarga kami bermaaf-maafan, beberapa saudara yang relatif dekat juga mengadakan video call confrence.

Kami tetap bisa ngariung bareng, ngobrol panjang bertukar cerita, bercanda tawa, meski hanya melalui layar smartphone.

Ketidakpulangan ke kampung dan ketak bersuaan secara fisik, masing-masing kami sangat memaklumi dan tak lagi menjadi masalah besar. Tetapi bahwa silaturahmi tetap berjalan dengan baik, itu yang kami rasakan dengan sangat.

Ya, semudah ini silaturahmi lebaran di tengah wabah. Tugas selanjutnya adalah menjaga komunikasi, dengan tetap saling mempertahankan keterhubungan (melalui virtual) ini.

Kehadiran teknologi digital telah memudahkan urusan manusia, kalau ternyata masih saja enggan bersapa pasti ada yang salah dengan manusianya.

Di ujung tulisan, saya sampaikan selamat berlebaran ya Kompasianer. Sekali lagi mohon maaf lahir dan batin.

Semoga bermanfaat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun