Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger Biasa

Part of #Commate'22-23 - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Mengatur Keuangan Selaras dengan Nilai Terkandung dalam Shaum

18 April 2021   15:03 Diperbarui: 18 April 2021   15:12 815
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dan siapa nyana, bahwa gaya hidup terkait erat dengan keuangan. Gara-gara menuruti hawa nafsu, maka banyak hal tidak perlu tapi dibeli (dan itu mengeluarkan uang).

Bulan puasa bebarengan dengan pandemi ini, seharusnya menjadi kesempatan emas introspeksi. Bergegas menerapkan gaya hidup dicontohkan manusia pilihan, adalah gaya hidup sederhana.

Ramadan tahun ini, saya sekeluarga musti lebih mengencangkan ikat pinggang. Sebagai pekerja mandiri, tidak ada gaji bulanan dan tiada THR. Maka musti ekstra berusaha, agar rejeki (salah satunya berupa materi) bisa didapatkan. Dan tak lupa mengatur ulang keuangan keluarga, agar tidak boros.

Mengatur Keuangan Selaras dengan Nilai yang Terkandung dalam Shaum

dokpri
dokpri

Saya pernah mengikuti kelas dengan narsum perencana keuangan, beliau menjelaskan strategi mengatur keuangan relatif ideal (dalam satu bulan). Yaitu dari penghasilan yang dimiliki, hendaklah dialokasikan 40-30-20-10 untuk mengcover semua kebutuhan bulanan.

40 % dari penghasilan adalah untuk memenuhi kebutuhan hidup, seperti biaya makan, minum, transportasi, listrik, air, pulsa, cicilan dan kebutuhan wajib lainnya. Kemudian 30% untuk cicilan produktif, misal cicilan rumah atau kendaraan atau hal-hal menunjang pekerjaan.

20 % adalah investasi, bisa berupa tabungan, asuransi (jiwa, pendidikan, kesehatan, pensiun), logam mulia, deposito, reksa dana dan sebagainya. Sedang 10 % adalah untuk bersedekah, konon bagian ini yang membuat hati menjadi tenang sehingga lebih bijak bersikap.

Saya mengamini pendapat tersebut, meski saya juga bersepakat dengan diri sendiri. Bahwa di masa sulit seperti sekarang, di prosentase 40% sekira bisa disiasati kenapa tidak. Misalnya menihilkan cicilan (alias tidak punya utang), sehingga kelebihannya ditambahkan ke tabungan (di post 20%).

Dan satu hal lagi musti dikuatkan adalah komitmen, tak jarang kita manusia biasa lepas kontrol dan mengikuti hawa nafsu, belanja berlebihan dan jatuhnya mubadzir. 

Kadang saya menyesal, kalau melihat barang-barang yang menumpuk di rumah. Melihat baju, tas, sepatu, peralatan elektronik yang sekali pakai mangkrak. Mau dibuang atau diberikan orang lain ada rasa sayang, tetapi di rumah teronggok begitu saja---susah kan.

Ramadan tahun ini, saya ingin menata ulang dan membenahi diri. Mengatur keuangan, agar selaras dengan nilai terkandung di shaum.---semoga istiqomah.

Tips Mengatur Keuangan Saat Ramadan Agar Hemat

Berbuka puasa ala Rasul - 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun