Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger Biasa

Part of #Commate'22-23 - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pelaut Ulung Tidak Lahir dari Ombak yang Tenang, Pun Ayah!

15 Maret 2021   07:27 Diperbarui: 15 Maret 2021   09:38 11573
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri
dokpri
Masa pandemi ini siapapun terkena dampaknya. Supir angkot dua kali terimbas, pertama sepi karena masyarakat beralih ke kendaraan online. Kedua orang enggan keluar rumah, jadi semakin sepi. Sementara pengemudi ojek online juga sepi order, karena orang bekerja dari rumah akibar kantor tutup.

Guru dengan tantangan mengajar online, hotel dan restoran dengan kunjungan menurun drastis akibat PSBB, seniman jarang job karena cancel akibat pembatasan event dan seterusnya dan seterusnya.

Masing-masing profesi memiliki ombak sendiri-sendiri, tetapi bukan alasan berhenti berusaha. Saya meyakini bahwa proses ini,  akan melahirkan pribadi- pribadi tangguh itu.

Satu hal lagi tak boleh diabaikan, dari setiap profesi tersebut adalah sosok ayah (atau ibu juga) yang mengisinya. Ayah dengan segenap jerih dan keringat, tengah berjuang keras menegakkan tanggung jawab kehidupan.

Ayah dengan apapun profesinya, sedang menjalankan fitrahnya sebagai qowam (pemimpin) keluarga. Kerasnya ujian dihadapi ayah tidak bakal sia-sia, bisa dijadikan moment mengasah qowamah-nya (jiwa kepemimpinan).

Semestinya para ayah bahagia atas previllage kehidupan ini, pundak kalian menjadi kokoh dan tengah dipersiapkan untuk tugas luar biasa di depan sana.

Ayah sejati tak pernah mengelak, siap maju paling pertama dan paling depan selama menyangkut tanggung jawab keluarga. Ayah sejati bersedia pasang badan, lebur dan hanyut dalam proses kehidupan yang ada di depan mata.

Sebuah kajian mencerahkan saya, bahwa tugas manusia sebatas berjuang maksimal.  Tugas manusia bukan untuk berhasil, karena keberhasilan tidak lebih dari sebuah dampak perjuangan. Maka ayah, berfocuslah pada proses bukan hasil.

Ayah sejati pantang surut langkah dan patah semangat, menanamkan sikap berserah sembari bersetia dengan proses. Kemudian biarkan algoritma kehidupan bekerja, mengantarkan perhitungan paling tepat dan tidak bakal merugikan manusia.

Biarkan kelak sejarah mencatat nama para ayah, setidaknya di kalbu anak dan istri kalian. Toh setiap manusia, cepat atau lambat akan tiba saatnya "pulang". Semua perjuangan dan persembahan, akan dikenang sebesar upaya dikerahkan.

Di masa penuh tantangan, mari dijadikan pembuktikan bahwa kalian adalah ayah tangguh. Ayah yang tetap mengenggam fitrahnya, ayah yang tak melepaskan tugas utama yaitu menafkahi keluarga. Maka kalau ada kalimat, Pelaut Tangguh Tidak Lahir dari Ombak yang Tenang, pun ayah.

Semoga bermanfaat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun