Sungguh, saya memetik banyak hikmah dari pertemuan hari itu. Saya introspeksi diri, terutama tentang sikap saa kepada istri dan anak-anak.
Terlebih anak anak beranjak besar, si mbarep bahkan sudah baligh. Cepat atau lambat, anak anaklah yang memegang tongkat estafet kehidupan.
Belajar dari sekelumit kisah di Pondok Lansia, saya tak ingin terlambat dalam bersikap. Sesegera mungkin memperbaiki diri, agar anak anak tak segan dan enggan kepada si ayah.
Saya tidak ingin menjadi 'monster', yang ditakuti anak anak dan membuat jarak.
Usahakan jangan sampai tarik urat, sehingga pecah perang antara orangtua dan anak.
Waktu di dunia ini hanya sebentar, sayang banget kalau tidak dimanfaatkan semaksimal mungkin.
Anak menjadi soleh atau sebaliknya, sebenarnya tergantung dari orangtuanya juga. Ayah dan ibunya yang wajib memberi keteladanan, melalui sikap keseharian.
Bayangkan ayah, ketika masa senja tiba dan ketahanan fisik dan pikiran menurun. Kepada siapa bergantung, kalau tidak kepada anak-anak yang dididik sepenuh hati.
Kalau sikap dan kenangan manis dipersembahkan, sangat mungkin kasih sayang berlimpah menjadi balasan anak untuk ayah ibunya.
Jadi ayah, jangan sok berkuasa. Sebab, masa senja itu cepat atau lambat akan tiba.