Kompasianer, mungkin kalian sepakat dengan saya. Bahwa (sebagian besar) kita manusia, pada umumnya suka ngeyel atau mencari pembenaran.
Apa yang dilakukan yang menurutnya benar (padahal tidak), dipertahankan karena menyenangkan atau membuat dirinya nyaman.
Misalnya yang malas olahraga, ada saja pembenaran yang dikemukakan, padahal jelas jelas yang dilakukan adalah alibi agar tetap bersantai dan tidak olahraga.
Misalnya lagi yang makannya banyak dan bebas kontrol jenis asupan, biasanya abai dengan pantangan yang sebenarnya baik untuk diri sendiri.
Persoalan ngeyelan, ternyata juga diterapkan di bidang lain. Misal di pekerjaan, tak jarang ada yang maunya usul atau idenya yang diperhatikan.
Atau bagi marketing yang dikejar target penjualan, kadang membenarkan segala cara agar target ditetapkan perusahaan bisa tercapai.
Pun masalah marketing yang kongkalingkong, juga pengalaman pribadi yang benar-benar menguji pertahanan antara kebaikan dan keburukan.
Rangkaian pengalaman, yang setelah jauh hari berikutnya, sebagian ada yang saya sesali dan menjadi pelecut untuk berubah.
------