Mohon tunggu...
Agung Sw
Agung Sw Mohon Tunggu... lainnya -

membaca,menulis dan menggambar

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Pulau Tunda yang Menunda

21 April 2014   00:10 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:25 1079
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

oleh : Agung SW

Hari masih terlalu pagi bagi saya,waktu itu jam menunjukkan pukul 7. Saya harus bergegas menuju terminal Kampung Rambutan sesuai janji dengan kawan saya Nuy untuk berangkat bareng menuju Serang. Kami akan 'ngelayap' ke Pulau Tunda yang terletak di kabupaten Serang, Provinsi Banten.Sebelumnya tak banyak info yang kami dapat lewat internet tentang pulau tersebut. Hanya ada beberapa website dan itupun sudah setahun lalu updatenya. Berbekal info minimalis itu kami mencoba mengeksplore Pulau Tunda.

Untuk menuju kesana kami naik bus jurusan Serang, kemudian turun di terminal Serang dan disambung dengan naik angkot untuk sampai ke dermaga Karang Antu.Butuh waktu 5 jam dari Jakarta untuk sampai Dermaga Karang Antu. Di dermaga, satu teman kami Ninung sudah menanti,ia berangkat dari Jasinga. Dari Jasinga transportasinya lebih mudah karena bisa naik kereta dan turun di Stasiun dekat dermaga Karang Antu.

Kondisi Dermaga Karang Antu kurang begitu menarik dan kurang tertata rapi.Kurangnya penunjuk arah membuat kami salah lokasi dan harus kembali lagi dengan jalan kaki sekitar 20 menit.Ditepi dermaga sudah ada kapal penumpang Tunda Ekspress yang baru saja sampai.Kabarnya kapal sempat mogok mesinnya diperjalanan.Tidak setiap hari ada kapal penumpang menuju Pulau Tunda, hanya pada hari Sabtu, Senin dan Rabu saja.Tarifnya pun tidak mahal,sekali perjalanan 16 ribu rupiah dengan waktu tempuh sekitar 2 jam.

Lama kami menunggu penumpang menurunkan barang, akhirnya kami bertanya sama kru kapal tentang jam keberangkatan yang harusnya berangkat jam 1 siang. Diluar dugaan, kapal tersebut tidak kembali ke Pulau tunda karena kerusakan mesin tadi. Mereka memilih memperbaikinya daripada harus mengambil resiko.

Pupus sudah rencana kami mengeksplore pulau Tunda, karena KMP Tunda Ekspress satu satunya kapal penumpang yang melayani rute penyebrangan. Alternatif lain, hanya dengan menyewa kapal nelayan dengan harga yang mahal kalau harus di share hanya 3 orang saja.Dan itu tak mungkin kami lakukan.Kembali lagi ke Jakarta tanpa hasil petualangan juga bukan pilihan menarik.But,Trip must Go on.

[caption id="attachment_303942" align="alignleft" width="300" caption="dermaga pulau tunda"][/caption]

Ketika kami berdikusi, mencari destinasi lain seputar Serang, kami melihat rombongan naik ke sebuah kapal nelayan. Rombongan tersebut berpakaian seperti mau kondangan. Kami langsung tanyakan tujuan rombongan itu, ternyata mereka mau ke Pulau Tunda untuk pulang sehabis menghadiri acara pernikahan kerabat di Serang.
Ada sekitar 15 orang yang terdiri dari orang dewasa dan anak anak.Untuk bisa menumpang kami disuruh tanya dulu sama nahkoda kapal. Sang nahkoda berperawakan besar dengan tatapan tajam,lebih mirip penjahat di film Dono Kasino. Dibalik penampilannya yang gahar,ternyata orangnya baik. Ia memperbolehkan kami ikut menumpang sampai pulau tunda. Untuk tarif bisa disesuaikan dengan kapal penumpang biasa.
Satu masalah selesai, akhirnya kami berangkat setelah semua penumpang naik beserta seluruh barang bawaannya.Kami duduk di dek kapal bagian depan bersama anak anak kecil rombongan tersebut.Dibagian belakang dipenuhi oleh ibu ibu yang ngerumpi sedari tadi.

Kapal mulai beranjak meninggalkan dermaga dengan kecepatan yang lambat.Tak banyak yang kami lakukan diatas kapal selain menikmati goyangan kapal dan terpaan angin laut. Saya mencoba membuat sketsa di sketch book suasana diatas kapal, namun karena gerakan kapal yang mengombang ambing membuat saya susah untuk menarik garis dengan drawing pen dan cat air.

Anak anak kecil yang bercanda diatas kapal membuat suasana tidak membosankan. Sesekali kami bercanda dengan mereka. Satu persatu mereka memperkenalkan diri.Mereka banyak bercerita tentang Pulau Tunda. Salah satu dari anak anak tersebut ternyata dari keluarga yang mengurus pariwisata di Pulau Tunda. Diperkenalkanlah kami dengan pak Samlawi.

Pak Samlawi merupakan pemilik bengkel pembuatan kapal di Pulau Tunda. Kapal hasil produksi Pak Samlawi banyak dipakai di Kepulauan Seribu dan perairan Selat Sunda. Banyak juga orang orang berduit yang memesan kapal pribadi pada pak Samlawi.Selain membuat kapal, Pak samlawi juga mengelola pariwisata di Pulau Tunda. Beliau menyediakan Homestay,penyewaan alat snorkling, dan juga penyewaan kapal.Pariwisata di pulau Tunda baru berjalan sekitar setahun lalu. Bersama anaknya yang masih kuliah di salah satu Universitas di Serang, mereka terus mempromosikan wisata Bahari Pulau Tunda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun