Mohon tunggu...
agoeng widyatmoko
agoeng widyatmoko Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengusaha pengolah cerita untuk beragam media

Saya adalah pemerhati bangsa dan sekaligus praktikan yang peduli pada perubahan diri dan lingkungan. Untuk hidup, saya menulis banyak hal. Dan kini, saya hidup untuk menulis dan menginspirasi dengan cara-cara yang sederhana, namun mudah dimengerti dan dipraktikkan bersama.

Selanjutnya

Tutup

Money

Hidup Jangan Cuma Mampir Mencicil, Ini Solusinya [Seri Pertama]

11 November 2015   14:32 Diperbarui: 11 November 2015   14:39 341
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tempo hari, dalam sebuah perbincangan ringan dengan rekan sesama pekerja di bidang kreatif, ada guyonan. Tampak sepele, tapi sangat menohok bagi sebagian besar orang yang ada di ruangan itu. Intinya, guyonan itu menyebutkan… hidup kok cuma mampir buat bayar cicilan! Cicilan kredit rumah, cicilan kredit mobil, cicilan barang elektronik, bahkan cicilan liburan. Anda pernah mengalaminya atau bahkan saat ini sedang bingung memikirkan bagaimana bayar cicilan? Anda tidak sendirian!

Kabar baiknya… Anda tidak sendirian juga dalam mencari solusi semacam ini. Dan ternyata, banyak orang yang berhasil! Ya.. berhasil lepas dari kutukan gali lubang tutup lubang. Bagaimana caranya? Macam-macam. Salah satunya, lewat penulisan! Kok bisa? Ini dia cara yang bisa Anda lakukan…

1.    Yakini bahwa Anda bisa menulis
Banyak orang yang mengaku tak bisa menulis. Padahal, banyak potensi yang bisa didapat dari penulisan. Jadi, tugas pertama yang perlu Anda lakukan sebenarnya adalah meyakini dulu bahwa Anda bisa menjadi penulis andal. Saya yakin, Anda semua pernah mengenyam sekolah minimal SD. Di SD saya yakin juga ada pelajaran menulis. Benar bukan? Nah, kalau zaman SD saja sudah bisa menulis, mengapa sekarang mengaku tidak bisa menulis?

Cara lain untuk menyadari bahwa Anda mampu menulis adalah dengan mencoba menulis hal berikut. Bayangkan, saat ini sedang dapat tugas menulis kalimat yang salah. Jika biasanya menyusun kalimat dalam bentuk subjek, predikat, objek, seperti saya sedang makan. Lalu coba buat kalimat objek, predikat, objek, jadi makan sedang saya. Coba buat saja sekarang kalimat dengan susuan yang salah tersebut dalam lima menit.

Bagaimana? Lebih susah membuat kalimat salah daripada kalimat yang benar bukan? Nah… itu bukti bahwa menulis itu adalah pekerjaan yang mudah dan bahkan sering kali menyenangkan.

2.    Yakini bahwa dengan tulisan Anda bisa mendapatkan penghidupan
Anda sudah bisa menulis? Nah, ternyata ada yang merasa bisa menulis, tapi tak tahu bagaimana tulisan bisa jadi sumber penghidupan. Padahal, kalau mau tekun, banyak penulis yang sukses dengan tulisannya. Tak mudah memang dan butuh perjuangan. Tapi, saat Anda yakin bisa menulis, sebenarnya jalan membayar utang dengan tulisan bisa Anda lakukan. Anda tahu JK Rowling yang sukses jadi miliarder berkat Harry Potter? Sebelumnya JK Rowling hidup miskin dan konon terjerat banyak utang. Tapi kini ia sukses jadi penulis yang dikenal seantero dunia. Atau, Anda pasti juga pernah mendengar kisah Andrea Hirata yang sukses dengan Laskar Pelanginya bukan?

Kalau masih belum yakin, mari kita coba lihat hitung-hitungannya. Saat ini hitung-hitungan honor dari media massa sudah cukup lumayan. Mulai dari Rp50 ribu bahkan sampai jutaan (bagi yang sudah ternama). Sebutlah Rp100 ribu untuk satu tulisan yang dimuat. Bagi Anda yang cukup produktif dengan menulis satu tulisan per hari sesuai jam kerja—sebutlah 20 tulisan per bulan—maka paling tidak ada Rp2 juta yang bisa Anda hasilkan. Belum lagi jika Anda punya tulisan di blog yang dibaca oleh banyak orang. Blog Anda bisa diaktifkan untuk diberi iklan dari jaringan Google. Nilainya bisa mencapai ratusan ribu hingga jutaan per bulan, tergantung dari keaktivan orang mengeklik iklan yang muncul di blog Anda.

[caption caption="Menulis bisa mengubah kehidupan"][/caption]

3.    Eksekusi dengan ketekunan
Memang, harus diakui untuk mendapat penghasilan dari menulis butuh waktu. Kecuali jika Anda memang sudah punya keahlian khusus yang diakui oleh orang lain sebagai nilai lebih. Misalnya jadi pengamat di bidang tertentu yang sudah diakui orang. Atau misalnya jadi kurator seni. Tapi untuk dikenal ini, memang ibarat telur dan ayam. Bisa Anda rajin menulis dulu lalu dikenal orang, bisa juga Anda sudah terkenal dulu baru rajin membuat tulisan. Tak masalah mana yang Anda pilih. Tapi pada intinya, nilai ketekunan dalam membuat tulisan itulah yang akan membuat Anda akan dihargai orang. Ingat, ini adalah proses yang tidak instan.

4.    Siapkan mentalitas dan keuletan
Tulisan saya beberapa kali pernah ditolak oleh penerbit buku dan media massa. Saya juga beberapa kali ikut lomba penulisan dan tidak menang. Tapi, karena saya mulai membiasakan diri dengan terus menulis yang bermanfaat, akhirnya banyak orang yang menghubungi saya untuk berbagai hal yang terkait dengan penulisan. Dulu saya rajin menulis tentang bagaimana menjadi pengusaha kecil. Saya akhirnya diundang ke berbagai kota di Indonesia untuk berbagi tentang apa yang saya tulis itu. Honornya? Lumayan.

Intinya, jika siap mental, menulis itu adalah bagian dari proses untuk mematangkan kehidupan. Karena itu jangan khawatir saat gagal (ditolak) dan jangan terlalu senang saat tulisan sudah menghasilkan. Namun jika sudah terbiasa, Anda akan merasakan, bahwa jika dulu mungkin menulis untuk hidup, maka lama-lama Anda akan bisa hidup untuk menulis. Jika sudah sampai pada level tersebut, niscaya menulis bukan lagi sekadar bisa bayar cicilan, tapi menghasilkan bisnis yang luar biasa memberi berbagai pendapatan. Tentang hal ini akan saya tulis di artikel lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun