Mohon tunggu...
Ayu Gina Utari
Ayu Gina Utari Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

senang menulis, sekalipun tak tahu akan jadi apa tulisannya, memerlukan banyak sekali masukan dan kritik. bercita-cita melangkahkan kaki keluar, entah itu benua asia, australia, eropa, amerika atau afrika. kelak ingin bekerja di dunia media dan kepenulisan.

Selanjutnya

Tutup

Money

kenaikan harga daging sapi= ???

24 November 2012   16:25 Diperbarui: 24 Juni 2015   20:44 459
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

beberapa hari kemarin, saya membaca di halaman depan koran kompas harga daging sapi melonjak hingga 150.000 rupiah. hingga hari selanjutnya topik tersebut masih bertahan di dalam harian ini. tidak banyak yang saya baca mengenai topik ini, meski mungkin semestinya sebagai mahasiswa fakultas peternakan sayalah yang harus lebih up to date mengenai fakta ini. karena yang saya baca hanyalah sepintas, maka yang saya pahami waktu itu adalah kalimat-kalimat seperti ini:

"pemerintah kita kurang tanggap terhadap permasalahan rakyatnya"

"terjadi masalah dalam ketahanan pangan di negeri ini..."

dan seterusnya, yang seperti itulah yang saya pahami, entah pemahaman benar atau hanya representasi saya belaka.

kemudian, di hari jumat ba'da dzuhur saya kuliah Ilmu Makanan dan Nutrisi Ruminansia. dan dikarenakan kuliah itu adalah kuliah pendalaman dimana satu kelas berisi kurang lebih 60 orang anak yang seluruhnya mengulang, maka bapak dosen tidak memulai kuliah dengan kontrak pembelajaran, pendahuluan, kuliah, atau yang sejenisnya, namun beliau membahas apa saja motivasi kami mengulang mata kuliah; apa yang beliau ceritakan adalah bagaimana agar kami tidak menjadi mahasiswa yang hanya mengejar nilai semata, namun pengetahuan ditinggalkan.

berikutnya beliau memulai kuliah dengan membahas penelitiannya yang meggunakan materi ternak kerbau. sebelumnya, tiba-tiba bapak membahas kenaikan harga daging sapi. beliau bercerita kalau bebrapa hari yang lalu beliau mendapat telepon dari wartawan surat kabar yang menanyakan pendapatnya mengenai kenaikan harga daging sapi yang sangat drastis.

sesaat saya berpikir bahwa kalimat yang akan dilontarkan kepada wartawan itu, akan sama dengan ekpektasi saya yang saya dapat dari membaca koran dan ngobrol dengan teman-teman.

namun beliau mematahkan dengan segera pikiran-pikiran saya:

"kalau menurut saya ya itu bagus..."

"selama ini peternak seringkali merasa rugi karena harga jual ternaknya lebih rendah dibanding biaya pemeliharaannya..." tambahnya.

kemudian beliau menambahkan lagi :

"lagipula kenapa kita harus ikut repot sih? memangnya seberapa sering kalian makan daging sapi? apa kalian tiap hari makan daging sapi?"

sontak saya terhenyak.

"saat harga daging masih 80.000 saja, memang siapa yang beli? apa kalian masih rutin membeli daging sapi? saya saja makan daging sapi paling kalau beli bakso..."

kemudian saya merefresh ulang pikiran saya. "lho?! kenapa ya? dipikir-pikir lagi bapak ada benarnya juga, lagipula bagi kami masyarakat menengah ke bawah, sebegitu urgenkah harga daging sapi? yang tersentuh baunya saja paling hanya setahun sekali : Idul Adha saja, ngapain repot dipikirkan?

mungkin untuk sebagian ini adalah penting. tapi untuk sebagian masyarakat negeri ini yang makan daging saja entah berapa bulan sekali, saya lagi-lagi hanya bisa diam. kemudian teman saya nyeletuk

"kalo harga telor naik jadi 40.000 rupiah, baru ntar kita heboh..." katanya.

saat itu, tak ada yang bertanya kepada beliau mengenai penjelasan lebih lanjut kenapa beliau berkata seperti itu. mungkin mahasiswa tingkat akhir ini lebih banyak yang sibuk memikirkan penelitian untuk menjadi sarjana peternakan ketimbang memikirkan harga daging, yang dagingnya sendiri entah kapan mereka temui. atau mungkin ada yang ingin membantah, tapi tak berani?

entahlah. tapi bagi saya, argumen beliau cukup masuk akal dan mewakili kalangan kami. mengapa kita harus ikut sibuk memikirkan hal yang sebiasanya pun tak kami gubris karena itu bukan konsumsi utama kami?.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun