Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Esais; Industrial Profiling Writer; Planmaker

Menulislah jika harus menulis, karena kita semua manusia..

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Merisau Pendidikan: Lebih dari Sekadar Sekolah

15 Oktober 2025   16:52 Diperbarui: 16 Oktober 2025   08:21 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 Belajar tak lagi terikat ruang dan waktu. Era baru pendidikan membuka peluang bagi siapa pun untuk terus tumbuh. | Sumber gambar : freepik.com / benzoix

Penelitian di Journal of Educational Technology & Society menunjukkan, metode ini bisa ningkatin motivasi belajar sampai 35% lho.

Lalu ada Virtual Reality (VR) yang bikin kita bisa "masuk" ke dalam materi. Belajar biologi sambil melihat jantung berdetak, atau jalan-jalan ke museum Louvre tanpa keluar kamar. Menurut Virtual Reality in Education Journal, keterlibatan siswa naik 50% dengan metode ini. Serius, belajar jadi kayak petualangan!

B. Pendidikan yang Dipersonalisasi

Bayangin kalau guru tahu gaya belajar kita: apakah lebih cepat nangkep lewat video, teks, atau latihan. Itulah konsep learning analytics atau pembelajaran berbasis data.
 Dengan analisis pola belajar, guru bisa menyesuaikan materi sesuai kebutuhan murid. Menurut International Journal of Artificial Intelligence in Education, pendekatan ini bisa meningkatkan hasil belajar sampai 20%.

Masa depan pendidikan akan semakin personal dan efisien, nggak lagi satu model untuk semua orang.

C. Tutor Digital 24/7

Di masa depan (atau mungkin sebenarnya sudah dimulai sekarang), tutor nggak harus manusia. Kecerdasan buatan (AI) bisa jadi "guru pribadi" yang siap bantu 24 jam.
 AI bisa mendeteksi topik yang belum kamu pahami, lalu kasih latihan tambahan atau rekomendasi pelajaran yang sesuai kemampuanmu.

Studi menunjukkan, penggunaan AI di pendidikan bisa secara signifikan meningkatkan hasil belajar. Jadi, nggak ada alasan lagi buat stuck di pelajaran yang susah.

D. Tantangan Akses dan Kesenjangan Digital

Meski teknologi menawarkan peluang besar, nyatanya belum semua orang bisa menikmatinya. Di banyak daerah, akses internet masih terbatas. Data UNESCO mencatat, lebih dari 1,5 miliar siswa di dunia sempat kesulitan belajar selama pandemi karena keterbatasan akses teknologi.

Untungnya, berbagai lembaga mulai bergerak. Pemerintah, lembaga donor, dan organisasi dunia seperti World Bank kini gencar membangun infrastruktur digital dan menyediakan perangkat belajar di wilayah terpencil. Harapannya, pendidikan digital bisa benar-benar inklusif.

E. Masa Depan yang Fleksibel dan Inklusif

Masa depan pendidikan jelas akan lebih fleksibel: bisa belajar kapan saja, di mana saja, bahkan sambil rebahan. Tapi, intinya bukan sekadar teknologi, melainkan bagaimana kita memanfaatkan teknologi untuk membuat belajar lebih efektif, personal, dan menyenangkan.

Seperti kata Nelson Mandela, "Pendidikan adalah senjata paling ampuh untuk mengubah dunia."
 Di era digital ini, senjatanya bukan lagi buku dan kapur tulis, tapi teknologi yang memerdekakan cara kita belajar. Jadi, mau di mana pun, kapan pun, jangan pernah berhenti belajar. Dunia berubah cepat, dan hanya mereka yang terus belajar yang akan bertahan.

Maturnuwun,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun