Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Planmaker; Esais; Impactfulwriter; Founder Growthmedia; Dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Think Different, Create Excellent

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Risiko Kesehatan Imbas Teknologi Digital dan Solusi OptimAll Asuransi Online

8 Januari 2022   12:59 Diperbarui: 8 Januari 2022   13:01 809
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Grafik prosentase pengguna internet Indonesia dari tahun 2015 -- 2021 | Sumber : Diolah dari data bps.go.id

Ini seharusnya membuka mata kita bahwa ada risiko gangguan kesehatan yang mengintai seiring aktivitas kita menjelajahi dunia maya. Secara sukarela ataupun terpaksa (karena mungkin tuntutan profesi), sebagian dari kita akan menghabiskan lebih banyak waktu di ruang digital. Yang mana itu berarti bahwa kita sudah menjadi bagian dari kelompok berisiko tersebut.

Berbicara tentang risiko, sebenarnya yang terpenting adalah keseimbangan dalam tindakan ataupun kebiasaan. Bagaimanapun juga, ruang digital memiliki efek positif dan juga negatif. Tinggal sekarang bagaimana kita mengoptimalkan efek positifnya sekaligus meredam efek negatifnya.

Efek negatif dari teknologi internet tentunya sudah banyak kita tahu, dan disini juga sudah diuraikan beberapa potensi masalah kesehatan yang dipicu oleh penggunaan teknologi tersebut.

Sementara kita juga tahu bahwa ruang digital memberikan kita banyak masukan informasi positif untuk mendapatkan insight berharga dalam upaya menjaga kesehatan tubuh kita. Mulai dari tips untuk mengelola pola hidup sehat sampai dengan layanan proteksi kesehatan yang bisa diakses secara daring atau Asuransi Online.

Permasalahannya sekarang adalah apakah kita cukup memiliki kesadaran untuk memperhatikan kondisi kesehatan tubuh kita melalui pengoptimalan "sisi baik" teknologi informasi tersebut atau tidak. Mengingat minat masyarakat untuk mempergunakan layanan asuransi masih tergolong rendah.

Hal ini terlihat dari angka penetrasi asuransi di Indonesia yang masih berada di kisaran 3,11%  sebagaimana disampaikan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Juni 2021 lalu (merdeka.com, September 2021). Angka ini masih tertinggal dari beberapa negara ASEAN lain terutama Singapura yang pada tahun 2020 saja sudah mencapai kisaran 6 -7 persen (bisnis.com, September 2020).

Lantas apa yang seharusnya dilakukan dalam menyikapi situasi ini?

Asuransi Online

Keengganan sebagian orang untuk mempergunakan layanan asuransi sebenarnya bukan disebabkan oleh pengingkaran akan manfaat dari asuransi itu sendiri, namun lebih karena hal lain. Menurut CEO dan Founder PasarPolis, Cleosent Randing, permasalahan utama dari minimnya minat masyarakat untuk membeli asuransi justru disebabkan oleh tiga hal berikut, yaitu :

  1. Rumitnya akses menuju produk asuransi.
  2. Proses klaim yang kurang efisien.
  3. Premi asuransi tidak terjangkau masyarakat.

Guna mengatasi masalah tersebut, khususnya pada poin pertama dan kedua, Randing mengatakan bahwa hal itu sebenarnya bisa diatasi melalui simplifikasi administrasi pada awal sampai akhir tahapan proses. Sehingga calon pengguna asuransi tidak keburu hilang minat sedari sejak membaca prosedur berlangganannya saja.

Layanan Asuransi  Allianz | Sumber gambar : theiconomics.com / Allianz
Layanan Asuransi  Allianz | Sumber gambar : theiconomics.com / Allianz

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun