Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Esais; Founder Planmaker99, dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Think Different, Create Excellent

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Tempat Kerja Angker, Karyawan Kesurupan, dan Cara Pandang Nalar Logis Vs Mistis

6 Juli 2021   08:26 Diperbarui: 6 Juli 2021   09:13 1242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Sistem Kesehatan dan Keselamatan Kerja | Sumber gambar : safetynet.asia

Lebih dari itu mungkin diantara kita juga pernah menjumpai beberapa orang pekerja yang mengalami peristiwa aneh kehilangan kesadarannya saat menjalani rutinitas pekerjaan. Kita mungkin mengenalnya sebagai peristiwa kesurupan, dimana orang-orang yang kehilangan kesadaran ini menjadi meracau tidak jelas, mengumbar kata-kata atau kalimat yang penuh tanda tanya, dan pada akhirnya tidak sadarkan diri alias pingsan.

Sebagian dari rekan-rekan kerja percaya bahwa temannya yang kehilangan kesadaran tersebut telah "disapa" oleh makhluk halus dan selanjutnya diambil alih kesadarannya. Mereka yang kesurupan bisa dibilang bukanlah diri sejati orang tersebut karena kepribadiaanya tengah diambil alih oleh sesuatu yang lain.

Beberapa orang pekerja lapangan khususnya juga ada yang mengaku bertemu dengan rupa salah seorang temannya yang setelah disadari kemudian hari sebenarnya sudah tidak bekerja ditempat itu lagi. Entah karena pindah kerja, sedang libur, atau bahkan sebenarnya telah meninggal dunia. Fenomena kejadian aneh semacam itu sepertinya memang diluar nalar cara pandang kita dalam mengelola sebuah sistem manajerial di lingkungan pekerjaan. Namun diakui atau tidak sebenarnya beberapa hal yang sifatnya supranatural itu memang pernah terjadi.

Sistem Manajemen Mistis?

Apakah perlu untuk mengusung pembicaraan perihal urusan mistis dan berbau supranatural di dunia kerja profesional? Bukankah perhatian terhadap hal-hal semacam itu merupakan sebuah aksi yang tidak penting? Sepintas mungkin kita akan memandangnya demikian. Tapi coba kita perhatikan dengan apa yang terjadi pada diri pekerja yang mengalami situasi berkaitan dengan hal-hal mistis tersebut.

Seorang pekerja atau lebih yang ketakutan berada di area kerjanya, merasa tidak nyaman dengan lokasi tempat ia menjalankan tugas tentu akan berdampak pada kualitas kinerja. Produktivitas seorang pekerja bisa jadi akan terganggu oleh karena pikiran yang terbang kemana-mana dan tidak fokus.

Belum lagi apabila seorang pekerja atau lebih mengalami fenomena kesurupan. Jam kerja yang semestinya produktif menjadi hilang begitu saja. tidak ada hasil kerja yang terlihat karena tersita oleh downtime kesurupan. Padahal dalam ulasan manajemen produktivitas hampir semua teori tidak satupun yang "mengakui" kesurupan sebagai bagian dari waste.

Para pihak berkepentingan terkait produktivitas, efektivitas, serta efisiensi di tempat kerja pada umumnya mendasarkan dan mengklasifikasi penilaian terhadap aspek-aspek tersebut pada beberapa poin seperti over production, unnecessary process, waiting, over inventory, idle stop, dan lain-lain. Sementara berhenti atau terkendalanya pekerjaan karena pekerja terganggu oleh "sesuatu yang lain" seperti kurang diperhatikan.

Padahal harus dikaui bahwa ada dampak ekonomis yang ditimbulkan oleh sesuatu yang sifatnya mistis atau supranatural tersebut sehingga seharusnya hal itu pun perlu mendapatkan porsi perhatian yang layak.

Unsafe Action Unsafe Condition

Apakah fenomena yang menyinggung sesuatu hal mistis seperti keberadaan tempat kerja angker dan peristiwa kesurupan pada pekerja berada diluar jangkauan sistem tatkelola sebuah organisasi bisnis? Seharusnya tidak. Sebenarnya ada sebuah lini manajerial yang memiliki cakupan terhadap hal tersebut, yaitu mengenai Sistem Kesehatan dan Keselamatan Kerja atau K3.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun