Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Planmaker; Esais; Impactfulwriter; Founder Growthmedia; Dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Think Different, Create Excellent

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Cuti Kerja Sisa Banyak, Dibuang Sayang Diambil Jadi Omongan

3 Juni 2021   07:36 Diperbarui: 3 Juni 2021   09:44 1550
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi cuti kerja| Sumber: Kompas.com

Kebijakan Atasan

Menyikapi kondisi semacam ini seharusnya pihak perusahaan memberikan rule yang lebih jelas terkait bagaimana seharusnya jatah cuti itu diambil dan dimanfaatkan oleh pemiliknya. 

Tidak sedikit dari pihak perusahaan yang membiarkan pekerjanya untuk memberdayakan jatah cuti dengan sebebas-bebasnya selama atasan dari pekerja bersangkutan menyetujui. Jadi, kalau ada pekerja yang mengajukan cuti dan hal itu disetujui maka tidak jadi soal.

Padahal, menumpuk pengambilan jatah cuti menjelang deadline masa berlaku cuti berisiko menciptakan kesulitan lain di pekerjaan. Saat si karyawan bersangkutan keberadaannya begitu diperlukan sementara hal cuti sudah akan habis masa berlakunya maka dilema lain akan muncul. 

Mengizinkan cuti mungkin akan menyebabkan tertundanya penyelesaian pekerjaan. Sementara mencegah cuti bisa jadi merupakan bentuk pelanggaran atas hak yang dimiliki pekerja.

Sehingga sebaiknya jatah cuti itu secara rutin dimanfaatkan dan diambil tanpa perlu berentetan menjelang akhir masa berlaku. Mungkin setiap bulan diambil satu atau dua bulan sekali mengambil dua. 

Tergantung situasi dan kondisi yang terjadi di masing-masing lingkungan kerja. Dengan demikian penumpukan sisa cuti menjelang akhir masa berlaku bisa diminimalkan.

Hal ini juga akan mengurangi potensi pekerja bersangkutan merasa tidak enak kepada rekan kerjanya yang lain karena mengambil jatah libur terlalu lama. Meski bagaimanapun menggunakan jatah cuti adalah hak setiap pekerja, akan tetapi "merepotkan" orang lain lebih lama dari seharusnya juga bukan tindakan yang tepat.

Seorang atasan hendaknya bisa membaca situasi ini karena hal itu bisa sangat berdampak terhadap kinerja tim yang dikelolanya. Memberikan keleluasaan mengambil jatah cuti namun dalam rentang yang sudah dikondisikan sebelumnya. 

Seperti mengajukan cuti harus dua minggu sebelumnya atau lebih. Jangan mengajukan izin tidak masuk kerja dadakan terkecuali kondisi sakit karena hal itu pasti akan menjadi beban pekerjaan bagi orang lain untuk meng-cover pekerjaan kita.

Cuti kerja memang merupakan hak kita. Namun bukan berarti kita bisa memberdayakannya dengan semena-mena tanpa memperhatikan situasi dan kondisi sekitar. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun