Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Planmaker; Esais; Impactfulwriter; Founder Growthmedia; Dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Think Different, Create Excellent

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Ketika Profesi Utama Hanya Menjadi Selingan bagi Karier Impian

1 Maret 2021   13:23 Diperbarui: 5 Maret 2021   21:01 1105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kerja demi uang dan passion (Sumber: briefdigital.com)

Sering kiranya kita mendengar petuah dari sebagian orang yang menyebutkan perlunya seseorang untuk menggapai karir setinggi mungkin dalam profesinya. 

Ada yang berambisi menjadi petinggi di suatu perusahaan ternama, ada yang ingin memperoleh kenaikan jabatan dari posisi sebelumnya, ada yang berharap mendapatkan promosi pekerjaan dari sang bos, dan lain sebagainya. 

Semua hal itu merupakan sesuatu yang lumrah dan wajar terjadi bagi kalangan yang mengincar jenjang karir terbaik pada profesi yang digelutinya. Sehingga setiap orang yang mendambakan hal itu mesti melakukan tindakan yang selaras dengan tujuannya tersebut. 

Menampilkan performa kerja terbaik, mengasah keterampilan kerja semaksimal mungkin, fokus dalam menjalani profesi kerja, serta totalitas dalam melalui hari-hari di tempat kerja. Namun situasinya akan berbeda jikalau seseorang yang terkait suatu profesi ternyata memiliki orientasi yang berbeda dengan pekerjaan yang digelutinya saat ini.

"Mengesampingkan yang utama dan mengutamakan (yang sejatinya) sampingan profesi terkadang merupakan sebuah periode yang mesti dilalui oleh seseorang untuk menapaki jalur pekerjaan yang selaras dengan idealisme. Terkadang ada pengorbanan yang harus dilakukan demi membuat semua menjadi nyata. Situasinya memang tidak selalu menyenangkan, tapi kita mesti percaya bahwa semua akan indah pada waktunya."

Tidak bisa dipungkiri bahwa setiap orang memiliki jenis ketertarikannya masing-masing. Termasuk halnya dengan profesi pekerjaan yang digeluti. 

Terkadang di antara kita ada yang memilih karir profesi semata disebabkan oleh orientasi finansial atau hal lain yang sifatnya "memaksa" seseorang untuk mengambil suatu pilihan karir. 

Padahal di luar sana ada hal lain yang dinilai lebih menyenangkan, lebih membuat nyaman, lebih menggairahkan, dan lebih bisa dinikmati ketimbang profesi utama yang dijalani. 

Hanya saja hal lain tersebut dirasa belum atau kurang bisa memberikan nilai manfaat lebih bagi diri seseorang berdasarkan beberapa pertimbangan, khususnya untuk saat ini. 

Adakalanya seseorang begitu antusias dengan dunia bisnis, berdagang, atau menjalankan suatu usaha. Namun karena jumlah pendapatan yang diperoleh masih relatif kecil khususnya jika dibandingkan dengan penghasilan tetap dari profesi utamanya, maka seseorang pun akhirnya cenderung bersikap "mendua". Tetap menjejakkan diri pada pekerjaan utama, sementara sebagian atensinya juga teralihkan untuk hal lain yang menjadi harapan karir di masa depan.

Sepintas profesi utama kita memang menjadi prioritas pengerahan energi yang kita miliki. Namun sejatinya hal itu hanya sebatas selingan pengisi waktu sembari menunggu bertumbuhnya karir "yang sesungguhnya". Memang ada petuah bijak yang mengatakan agar kita menikmati pekerjaan yang dijalani. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun