Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Planmaker; Esais; Impactfulwriter; Founder Growthmedia; Dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Think Different, Create Excellent

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Pegawai Kementan Positif Covid-19, Kalung Anti Corona Terbukti Gagal Total?

25 Agustus 2020   10:13 Diperbarui: 25 Agustus 2020   10:15 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kalung Antivirus Corona | Sumber gambar : okezone.com

Sejumlah pegawai Kementerian Pertanian (Kementan) baru-baru ini dinyatakan positif COVID-19 pasca menjalani PCR tes. Akibat dari hal ini kantor Kementan pun ditutup sementara untuk menghindari terjadinya penyebaran lebih meluas lagi. Pandemi COVID-19 memang masih terus terjadi di Indonesia dan persebarannya masih belum menampakkan tanda-tanda mengendur samasekali. 

Beberapa kali narasi optimisme digaungkan untuk menangkal virus corona, salah satunya melalui "kampanye" kalung anticorona yang beberapa waktu lalu sempat viral di media sosial (medsos). 

Bahkan selaku pemrakarsa penggunaan kalung tersebut, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo menolak untuk melepas kalung anticorona yang dipakainya saat menjalani rapat dengan para wakil rakyat di gedung DPR.

Meskipun banyak sindiran yang dialamatkan kepada pihak Kementan terkait penggunaan kalung anticorona kala itu, mereka tetap tidak bergeming dengan keyakinannya. Ironisnya kini kementerian yang percaya sudah memiliki obat penangkal COVID-19 justru terjangkit. 

Situasi dimana sebagian pegawai kementan dinyatakan positif COVID-19 seperti menjadi bukti bahwa kalung anticorona yang sempat digembar-gemborkan itu ternyata tidak ampuh atau bisa dibilang gagal total sebagai obat penangkal.

Tapi tunggu dulu, bisa jadi akan muncul dalih yang mengatakan bahwa kalung itu adalah kalung anticorona saja dan bukan anti COVID-19. Meskipun COVID-19 tergolong sebagai bagian dari "bangsa" virus corona tapi kemampuan kalung penangkal itu tidaklah sehebat itu. 

Dalih lainnya adalah kemungkinan para pegawai yang positif COVID-19 tidak mengenakan kalung tersebut kala bertugas. Sehingga tatkala mereka melakukan kontak dengan pengidap lainnya virus bisa leluasa menjangkiti mereka tanpa halangan apapun.

Mana yang lebih benar alasannya masih belum jelas. Barangkali juga tidak akan ada verifikasi dari pihak terkait untuk menyangkal hal itu. Toh, ingar bingar tentang kalung anticorona sudah memasuki masa kadaluwarsa. Bisa jadi atensi publik sudah tidak lagi melirik situasi ini. 

Meski sebenarnya hal ini seharusnya bisa menjadi pelajaran berharga bagi pemerintah bahwa mereka tidak seharusnya mengutarakan pernyataan yang "ambigu" terkait upaya penanganan pandemi COVID-19. Bersilat lidah bukanlah cara yang tepat untuk mengatasi suatu permasalahan.

Dengan demikian ranah kebijakan lain seharusnya juga memperhatikan situasi semacam ini. Jangan sampai narasi-narasi berlebihan yang diutarakan pada akhirnya justru menjadi bumerang yang mempermalukan diri sendiri. 

Optimisme kebablasan yang tidak diimbangi dengan strategi dan visi yang jelas hanya akan melahirkan lelucon di kemudian hari layaknya kalung anti coroona ini. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun