Segalanya adalah tentang kepuasan, hasrat biologis, birahi, yang entah apapun caranya mesti dipenuhi. Padahal agama dan nilai norma masyarakat mengajarkan tata cara terkait bagaimana hal itu sebaiknya dijalankan.Â
Sayangnya, sebagian dari kita ternyata mengabaikan itu. Apakah karena nihilnya pemahaman, atau karena rendahnya khasanah pengetahuan sehingga perbuatan berlebihan itu terjadi. Lantas siapa yang harus bertanggung jawab atas ini semua?
Salam hangat,
Agil S HabibÂ
Refferensi:
[1]
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!