Menyibak Fenomena "Mimpi" sebagai Dasar Pengambilan Keputusan

Lama menghilang dari pemberitaan selebritis tanah air Dorce Gamalama tiba-tiba hadir dengan berita yang mengejutkan. Disebutkan bahwa ia melamar kerja untuk menjadi sopir pribadi dari pasangan artis Raffi Ahmad dan Nagita Slavina. 

Sebutan bangkut pun dialamatkan oleh para netizen kepada artis senior tersebut. Akan tetapi tudingan itu belakangan dibantas oleh Dorce sendiri dan ia pun membeberkan alasan dari keinginannya untuk menjadi sopir dari Raffi Ahmad.

Dalam sebuah wawancara yang dilakukan oleh Melaney Ricardo kepadanya, Dorce menyampaikan bahwa ia sempat melakukan Shalat Istikharah serta menyinggung perihal mimpi yang pernah ia alami. 

Sekilas tentang Shalat Istikharah, shalat ini memang shalat yang memiliki manfaat sebagai sarana seorang muslim untuk mendapatkan petunjuk atas kebingungan, kegalauan, atau kegamangan yang ia miliki. Seperti memilih jodoh, jalan hidup, pekerjaan, dan lain sebagainya. Dan sepertinya Dorce pernah mengalami sebuah mimpi yang luar biasa sehingga ia kemudian menindaklanjutinya melalui Shalat Istikharah. 

Pasca menunaikan ibadah itulah lantas Dorce mendapatkan gambaran akan sosok Raffi Ahmad. Hingga lantas ia memberanikan diri untuk mengutarakan maksudnya tersebut kepada artis multitalenta itu. 

Niat Dorce menjadi sopir Raffi sempat dianggap sebagai guyonan dan Raffi sendiri hampir tidak percaya dengan hal itu. Tapi pada akhirnya Raffi pun mengabulkan permintaan Dorce untuk menjadi sopir pribadinya.

Mimpi Sebagai Dasar Mengambil Keputusan

Apa yang paling menarik dari kisah Dorce yang ingin menjadi sopir Raffi Ahmad ini? Menurut saya pribadi yang paling menarik sebenarnya bukan terkait dunia keartisan, isu bangkrutnya artis senior Dorce Gamalama, atau keinginan seorang artis tenar yang justru ingin menjadi sopir pribadi orang lain. Akan tetapi lebih kepada latar belakang dibalik munculnya keputusan Dorce untuk menjadi sopir itulah yang menarik. Mimpi yang sempat ia alami kemudian ditindaklanjutinya dengan Shalat Istikharah. Sebermakna itukah mimpi yang Dorce alami sampai-sampai ia memutuskan untuk menjadi sopir artis lainnya?

Sebenarnya Dorce bukan orang pertama yang mengalami hal ini. Mengambil keputusan atas dasar mimpi yang pernah seseorang alami. Kisah Nabi Yusuf 'Alaihi Salam dengan seorang Raja Mesir mungkin sudah tidak asing lagi di benak kita. Yaitu tatkala sang raja bercerita  kepada salah seorang bawahannya bahwa ia memimpikan sesuatu yang luar biasa. 

Sang bermimpi melihat tujuh ekor sapi betina gemuk dimakan oleh tujuh sapi betina kurus serta tujuh bulir gandum hijau dan tujuh bulir gandum kering. Nabi Yusuf AS yang kala itu diminta menafsiri mimpi sang raja bahwa mimpinya itu ialah peringatan dari sang pencipta agar masyarakat bercocok tanam tujuh tahun. Hasil panennya disimpan dan dipakai sedikit-sedikit saja karena setelah itu akan datang tujuh tahun musim paceklik. Berkat penafsiran mimpi Nabi Yusuf AS rakyat mesir kala itu pun terhindar dari bencana kelaparan.

Nabi Yusuf AS sendiri juga pernah mengalami mimpi yang sangat luar biasa. Beliau pernah bermimpi melihat bintang, matahari, dan rembulan bersujud kepadanya. 

Mimpi tersebut ternyata adalah pertanda bahwa ia kelak akan menjadi seorang nabi yang termashur. Terkadang mimpi yang dialami seseorang bisa menjadi gambaran petunjuk akan sebuah fenomena besar yang kelak akan terjadi dalam kehidupannya. Paling tidak hal itu bisa kita lihat dari kisah hidup Nabi Yusuf AS.

Satu lagi, sebuah sejarah besar umat Islam juga terjadi bermula dari mimpi. Yaitu ketika Nabiyullah Ibrahim AS mendapatkan mimpi untuk menyembelih putra tercintanya Nabi Ismail AS. Mimpi itu terus berulang beberapa kali hingga beliau meyakini bahwa itu adalah sebuah titah sang 

Sang Pencipta yang mesti beliau tunaikan. Padahal, Nabi Ismail AS adalah putra tercinta yang sudah beliau nantikan kehadirannya sejak sekian lama. Tapi justru disaat beliau sedang syang-sayangnya kepada putranya, hadir perintah Allah SWT lewat mimpi untuk menyembelih putranya itu. 

Sebagai seorang yang taat kepada Tuhannya, Nabi Ibrahim AS pun menunaikan perintah itu. Hingga pada akhirnya saat "eksekusi" hendak dilakukan, Allah SWT memerintahkan agar sang putra digantikan dengan domba atau kambing untuk disembelih. Kisah ini kemudian diabadikan dalam Hari Raya Idhul Adha dan ritual qurban yang setiap tahun umat muslim peringati.

Sebuah keputusan besar cukup banyak yang diambil lewat perantara mimpi. Namun tepatkah seseorang membuat keputusan hanya berdasarkan alasan mimpi belaka? Tidakkah membuat keputusan hanya berdasar bunga tidur itu sesuatu yang mengada-ada? Mungkin itulah penilaian yang dimiliki oleh sebagian orang. 

Tapi banyak cerita yang menunjukkan bahwa sebuah mimpi seringkali menjadi titik balik perubahan hidup seseorang. Hanya saja hal itu terjadi bukan dari mimpi "mentahan" saja. 

Mimpi itu perlu tindak lanjut sebagai bentuk kroscek atau klarifikasi. Seperti halnya Raja Mesir yang memverifikasi mimpinya kepada Nabi Yusuf AS yang memang ahli dalam menafsiri mimpi seseorang. Nabi Ibrahim AS pun tidak cukup bermimpi sekali untuk kemudian menilai itu sebagai perintah Tuhannya. 

Dalam banyak kasus seseorang yang kemudian memutuskan berhijrah juga mengalami beberapa mimpi tertentu seperti bersua Nabi Muhammad SAW, bersua orang terkasih, dan lain sebagainya lantas melakukan perenungan panjang terhadap mimpinya tersebut. Ada yang berkonsultasi dengan orang-orang yang dinilai kompeten, ada yang menunaikan Shalat Istikharah sebagaimana Dorce Gamalama lakukan, ada yang mencari literatur-literatur terkait isi mimpinya, dan lain sebagainya. Bagi mereka semua mimpi ibarat sebuah draft kasar sebuah kondisi yang mungkin menjadi petunjuk tentang langkah apa yang mesti ditempuh selanjutnya.

Mimpi tidak berdiri sendiri. Ia butuh klarifikasi dan upaya meyakinkan diri bahwa hal itu bukanlah sesuatu yang biasa-biasa saja. Dan kategori bahwa mimpi itu luar biasa biasanya hanya ditangkap oleh si empunya mimpi atau beberapa orang yang cukup ahli dalam bidang itu. Tidak semua mimpi bisa dinilai demikian mengingat banyak hal dari mimpi itu yang tak lebih dari efek pikiran bawah sadar yang begitu besar rekamannya. 

Kita mesti bijak dan cermat untuk membedakan mimpi-mimpi apa saja yang layak dikategorikan sebagai mimpi yang luar biasa dan mana yang biasa-biasa saja. Tapi satu hal yang mesti kita tahu bahwa hidayah atau petunjuk dari Sang Pencipta tidak jarang hadir melalui perantara bunga tidur ini. So, selamat memaknai mimpi kalian.!

Salam hangat,

Agil S Habib 

Refferensi :

[1]; [2]; [3]