Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Planmaker; Esais; Impactfulwriter; Founder Growthmedia; Dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Think Different, Create Excellent

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Loyalitas Kerja "Before Vs After Office Hour", Pilih Mana?

30 Januari 2020   07:39 Diperbarui: 30 Januari 2020   12:42 1447
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi loyalitas lembur diluar jam kerja normal | Sumber gambar : pixabay.com

Loyalitas merupakan salah satu hal yang paling diharapkan ada oleh setiap korporasi di dalam diri seluruh karyawan atau pekerjanya. Hal ini merupakan representasi pengabdian, kecintaan, sekaligus kepedulian terhadap profesi atau pekerjaan yang dijalani.

Adapun parameter yang seringkali dipakai untuk mengukur tingkat loyalitas seorang pekerja adalah dari dedikasi waktu yang diberikan terhadap pekerjaan.

Ada yang bekerja hingga puluhan tahun, ada yang meniti karier dari tingkatan terbawah hingga mencapai posisi bergengsi, atau mereka yang bekerja melewati batas waktu jam kerja normal.

Orang-orang dengan kecenderungan bekerja melebihi office hour biasanya disebut sebagai pribadi yang loyal terhadap pekerjaan. Mereka rela mengorbankan sebagian waktu yang seharusnya dinikmati untuk istirahat pasca bekerja sehari penuh demi mencurahkan diri terhadap pekerjaan. Rela pulang terlambat dengan hari yang sudah malam untuk pulang ke rumah.

Akan tetapi apakah suatu loyalitas harus diungkapkan dengan cara demikian? Apakah kita harus pulang kerja terlambat? Apakah kita harus melewatkan matahari terbenam untuk bisa disebut loyal terhadap pekerjaan?

Beberapa korporasi, khususnya mereka di jajaran manajemen seringkali menilai loyalitas karyawannya dari seberapa cepat ia mengakhiri pekerjaan dan beranjak pulang meninggalkan tempat kerjanya.

Pulang "tenggo" bahkan dianggap tabu oleh sebagian orang. Bergegas meninggalkan tempat kerja begitu bel pulang berbunyi adalah gambaran ketidakcintaan terhadap profesi. Apakah benar demikian?

Situasi seperti ini pernah terjadi pada salah seorang rekan di mana ia bergegas pulang ketika bel pulang berbunyi. Namun tatkala ia melakukan persiapan untuk pulang, respons yang ia terima dari rekan-rekan justru di luar dugaan.

Mereka memandang sinis terhadap "aksi" pulang kerja ontime. Barangkali teman-teman kerja dari rekan tersebut menilai dirinya tidak loyal karena pulang kerja tepat waktu.

Sebenarnya sebuah loyalitas tidak melulu harus ditunjukkan dengan pulang kerja terlambat, tetapi bisa juga dengan datang lebih awal ke tempat kerja. Memulai pekerjaan lebih cepat dari yang lain, menuntaskan tugas dan tanggung jawab di tempat kerja mendahului karyawan lain, dan menyelesaikan setiap pekerjaan lebih cepat dari biasanya.

Seharusnya dengan memulai pekerjaan lebih awal, pulang ontime sesuai jam pulang kerja tidak lagi menjadi masalah. Apabila ada yang mempergunjingkan maka kita harus mempertanyakan makna loyalitas itu kepada mereka sesungguhnya seperti apa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun