Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Planmaker; Esais; Impactfulwriter; Founder Growthmedia; Dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Think Different, Create Excellent

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Ramai-ramai Simpan Emas Gara-gara "Trending World War 3"

7 Januari 2020   07:29 Diperbarui: 8 Januari 2020   08:37 2900
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Investasi emas | Sumber gambar : money.kompas.com

Beberapa hari terakhir jagat media sosial diramaikan dengan trending "world war 3" seiring ketegangan geopolitik yang meninggi di kawasan Timur Tengah pasca terbunuhnya Jenderal Qassem Soleimani oleh hantaman rudal pesawat tanpa awak militer Amerika Serikat (AS).

Dunia menjadi gelisah karena Iran mengancam akan melakukan aksi balas dendam terkait kematian salah satu putra terbaik bangsa mereka.

Ketegangan ini berimbas tidak hanya terhadap hubungan kedua negara, melainkan juga terhadap aspek lain seperti perekonomian. Harga minyak dunia ditengarai akan naik pasca terjadinya peristiwa ini.

Ternyata bukan hanya minyak saja yang turut merasakan imbas dari ketegangan AS - Iran. Para pelaku investasi pun turut merasakan kekhawatiran serupa terhadap hal ini.

Akibatnya, para investor cenderung mencari opsi investasi yang dianggap paling aman guna mengantisipasi efek terburuk dari ketegangan konflik AS - Iran. 

Emas dianggap sebagai opsi paling aman untuk itu. Tak ayal, saat ini harga emas pun melambung hingga mencapai level tertingginya sejak lebih dari enam tahun terakhir.

Seorang analis pasar AxiTrader Ltd, Stephen Innes, mengatakan bahwa dengan adanya kekhawatiran terhadap konflik AS - Iran maka pasar akan memilih instrumen penyimpanan dengan nilai lindung terbaik atau memiliki tingkat risiko paling kecil. Dalam hal ini emas dianggap mampu memberikan hal itu.

Secara alamiah para investor pasti akan mencari instrumen investasi paling aman seiring ketidakpastian situasi saat ini. Apakah pelaku investasi dalam negeri juga melakukan hal serupa? 

Ternyata orang Indonesia termasuk diantara golongan orang-orang yang "bermain aman". Hal ini terlihat dari dara riset Inside ID sebagaimana dilansir liputan6.com.

Dari riset ini diketahui bahwa emas masih menjadi pilihan pertama pelaku investasi dengan proporsi hasil survei ada diatas 50%. Sejak lama emas memang dianggap sebagai alat tukar pun alat simpan paling aman mengingat nilainya yang cenderung stabil. 

Bahkan orang-orang di kampung pun jikalau memiliki uang lebih akan menggunakannya untuk membeli perhiasan emas untuk kelak dijual kembali tatkala butuh. Sehingga menjadikan emas sebagai intrumen utama investasi sebenarnya sudah dianggap sebagai hal yang lumrah.

Instrumen investasi seringkali mudah diombang-ambingkan oleh situasi konflik dan ketegangan politik. Setelah perang dagang AS - China sedikit mereda, kini AS kembali menjadi "aktor utama" dalam kisruhnya perekonomian dunia.

Keberadaan AS sebagai sebuah negara kuat khususnya di bidang ekonomi mau tidak mau akan berimbas terhadap banyak negara lain termasuk Indonesia. Dengan dunia yang makin terhubung maka kita pun harus memiliki kesadaran untuk menjaga aspek keamanan finansial di kemudian hari.

Literasi finansial tidak semata tentang pengetahuan akan investasi berikut instrumennya. Akan tetapi juga menyangkut kepekan terhadap perkembangan informasi dalam dan luar negeri.

Jika selama ini kita cenderung acuh terhadap segala jenis informasi, maka barangkali keberadaan trending "world war 3" bisa memberi kita khasanah baru perihal pentingnya memperbarui informasi dalam rangka mengelola instrumen investasi yang kita miliki.

Salam hangat,
Agil S Habib

Refferensi :
[1]; [2]; [3]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun