Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Planmaker; Esais; Impactfulwriter; Founder Growthmedia; Dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Think Different, Create Excellent

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Mas Nadiem, Kami Menunda Keraguan untuk 100 Hari Masa Jabatanmu

2 November 2019   10:44 Diperbarui: 3 November 2019   16:52 4816
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mendikbud Nadiem Makarim saat mengunjungi perpustakaan Kemendikbud usai upacara serah terima jabatan di lingkungan Kemendikbud, Jakarta (23/10/2019). (Sumber: kompas.com via DOK. SAHABAT KELUARGA KEMENDIKBUD/FUJI RACHMAN)

Hal ini sepertinya mirip dengan apa yang dilakukan Mas Nadiem saat mulai membangun bisnis Gojeknya dulu. Gojek yang fenomenal itu tidak serta merta besar seperti sekarang. 

Ada lika-liku yang harus dilalui disana, termasuk sang owner kala itu yang sampai harus "meneliti" langsung kondisi di lapangan sebelum akhirnya Gojek menemukan masa kejayaannya.

Langkah serupa sepertinya tengah dilakukan oleh Mas Nadiem terhadap dunia pendidikan kita. 

Oleh karena itu sedari awal beliau meminta izin kepada Presiden Jokowi agar diberi waktu 100 hari guna menyerap seluruh aspirasi dan meddalami pemahaman tentang kondisi pendidikan ataupun kebudayaan di Indonesia. 

Sehingga semua keraguan ataupun kekhawatiran terkait penunjukan Mas Nadiem sebagai mendikbud yang baru hendaknya perlu kita tunda terlebih dahulu.

Setidaknya untuk jangka waktu 100 hari pasca pelantikan beliau sebagai menteri. Sangat tidak adil rasanya jikalau kita menilai kinerja seseorang hanya berdasarkan latar belakangnya, tanpa melihat dulu bukti nyata pekerjaan yang bisa ia lakukan. 

Mungkin latar belakang Mas Nadiem mampu dijadikan referensi untuk menebak seperti apa kepempinannya kelak sebagai mendikbud, hanya saja itu masih sebatas prediksi. Di era disrupsi ini, data histori masih kalah penting dengan data real time.

Kurang tepat rasanya kita menyerahkan estimasi masa depan hanya berdasar pada rekam data masa lalu, kita juga mesti mempertimbangkan juga real time data karena disitulah letak situasi terbaru yang memerlukan penyikapan. 

Untuk itu, sementara ini marilah kita tunda sejenak segala keraguan itu, karena bagaimanapun juga Mas Nadiem belum mengeluarkan kebijakan apapun terkait dunia pendidikan maupun kebudayaan di Indonesia. Beliau masih sebatas memberi wacana singkat bahwa pendidikan di Indonesia akan berbasis pada kolaborasi. Itu saja. 

Komentar lebih jauh mungkin baru layak diberikan ketika mas menteri sudah menyusun rumusan pengembangan pendidikan nanti, dan "penghakiman" atas kualitas Mas Nadiem akan lebih tepat diberikan saat beliau menuntaskan masa tugasnya.

Untuk saat ini alangkah baiknya apabila kita panjatkan doa agar supaya dunia pendidikan di Indonesia semakin membaik. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun