Puan Maharani berhasil meraih posisinya sekarang salah satunya karena beliau memiliki rekam jejak sebagai menteri yang dipilih Jokowi dan "awet" dari awal hingga akhir masa jabatan. Nama Jokowi masih cukup banyak dikagumi publik, terbukti dari terpilihnya beliau menjabat presiden untuk periode yang kedua.Â
Dengan kata lain, Jokowi masih menjadi magnet politik yang kuat bagi para politisi. Hal ini secara tidak langsung juga berkontribusi terhadap terpilihnya Puan Maharani karena sebagian besar "penghuni" gedung dewan adalah "simpatisan" Jokowi.
Ketiga alasan ini bisa jadi rekan-rekan pembaca lain tidak sependapat. Tidak masalah. Namun terlepas dari apapun itu, Puan Maharani tetap harus diberikan apresiasi besar seiring pencapaian luar biasa beliau sebagai Ketua DPR RI perempuan pertama di Indonesia. Beliau telah menjadi Kartini selanjutnya yang membuktikan bahwa perempuan juga bisa eksis di politik.
Jalan karir beliau sebagai politisi memang banyak dinaungi "keberuntungan". Keraguan akan kepemimpinan beliau pun bukan tidak mungkin dirasakan banyak orang. Akan tetapi, seorang pemimpin besar itu menjawab setiap keraguan yang ditimpakan kepadanya bukan dengan kata-kata atau retorika dan terlebih amarah. Pemimpin hebat itu menjawab keraguan terhadap dirinya dengan karya-karya besar.Â
Apakah Puan Maharani mampu melakukannya? Kemarin (02/10) saja, ketika sidang paripurna perdana DPR RI digelar sudah ada banyak anggota dewan yang mangkir dari tugas. Kursi-kursi banyak yang kosong ditinggal penghuninya.Â
Bagaimana sikap Puan Maharani? Akankah ia mampu membuktikan kualitasnya membangun budaya kerja produktif di gedung dewan sana? Ataukah ia justru akan berakhir sebagai pemimpin yang gagal. Hanya Puan Maharani yang bisa menjawab.
Salam hangat,
Agil S Habib