Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Planmaker; Esais; Impactfulwriter; Founder Growthmedia; Dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Think Different, Create Excellent

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

"Legacy" Sang Pemimpin

24 Agustus 2019   09:25 Diperbarui: 24 Agustus 2019   15:55 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Legacy untuk masa depan | Ilustrasi gambar : www.chargeuptoday.com

Einstein dikenang dengan legacy-nya tentang Konsep Relativitas. Legacy merupakan sebuah warisan sejarah yang ditinggalkan seseorang untuk generasi setelahnya dalam wujud yang bermacam-macam. Bisa berupa gagasan, bisa berupa hasil tindakan, dan bahkan bisa berwujud kata-kata. 

Kita tentu sudah tidak asing lagi dengan kalimat, "Jangan tanyakan apa yang negara berikan kepadamu, tapi tanyakan apa yang kamu berikan pada negaramu." Kalimat ini begitu populer hampir di segala penjuru dunia. Sebuah legacy besar dari mendiang presiden Amerika Serikat, John F. Kennedy.

Seseorang mungkin terlihat luar biasa ketika berhasil mencapai karir gemilang, memiliki harta melimpah, atau menjadi pejabat publik yang disegani masyarakat. Namun semua itu tidak ada artinya apabila ia tidak mampu memberikan kontribusi apapun kepada orang-orang di sekitar. 

Ia hanya menjadi baik sekadar untuk dirinya sendiri. Sedangkan bagi orang lain keberadaannya tidak bernilai apa-apa. Hidup hanya untuk kebesaran dirinya sendiri, tidak berkontribusi untuk orang lain, dan pada akhirnya mati tanpa meninggalkan jejak berharga di kemudian hari. 

Sungguh sangat disayangkan apabila kita sebatas menjadi sesuatu yang ala kadarnya, biasa-biasa saja. Seperti pada umumnya, seseorang biasanya sebatas hidup untuk menghidupi dirinya sendiri atau lebih baik lagi menyejahterakan anggota keluarganya. Hanya sebiasa itu. Sangat sedikit yang berhasrat untuk menjadi lebih dari biasanya. Menjadi lebih dari kebanyakan kebiasaan orang.

Sama halnya dengan apa yang hendak dilakukan oleh Bapak Jokowi dengan gagasan pemindahan ibukota. Beliau ingin menjadi lebih dari biasanya. Biasanya seorang presiden hanya ingin menyelesaikan masa jabatan lima tahunnya dengan menunaikan semua janji kampanye. 

Biasanya presiden selama menjabat hanya concern pada perbaikan sektor ekonomi dan menjaga kondusivitas bangsa. Biasanya presiden hanya menyikapi isu-isu terbaru di dunia internasional. Barangkali Presdien Jokowi memang ingin menjadi lebih dari biasanya. 

Beliau ingin menciptakan legacy yang membuatnya dikenang sebagai presiden pertama yang berhasil memindahkan ibukota negara dari Jakarta ke wilayah lain di Indonesia.

Sebagian orang menyadari pentingnya legacy bagi dirinya dan bagi orang-orang di sekitarnya. Hanya saja masih cukup banyak yang terlena dengan hidup menjadi seperti biasanya. Mereka beranggapan bahwa biar orang-orang tertentu saja yang menciptakan legacy, sedangkan diri mereka sebatas menjadi pelaku "biasa". Risiko yag dihadapi oleh seseorang yang berhasrat menciptakan legacy sangatlah besar. 

Ia harus siap dihujat, ditentang, disepelekan, bahkan dikucilkan. Tantangan yang dihadapi oleh mereka yang menginginkan capaian lebih dari sebelumnya tentu juga lebih besar dari biasanya. Oleh karena itu kita harus senantiasa bersiap menghadapi segala kemungkinan itu. 

Ingin menjadi apa kita? Ingin meninggalkan jejak legacy seperti apa kita? Dan ingin dikenang sebagai sosok yang seperti apa kita? Jawaban dari pertanyaan-pertanyaan ini merepresentasikan tentang seperti apa visi kita pada masa mendatang. Apabila Presiden Jokowi saja berhasrat meninggalkan legacy, lantas bagaimana dengan kita?

Salam hangat,
Agil S Habib

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun