Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Planmaker; Esais; Impactfulwriter; Founder Growthmedia; Dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Think Different, Create Excellent

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Suara Kemanusiaan dalam Alunan Musik

6 Maret 2019   18:00 Diperbarui: 9 Maret 2019   12:46 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bersama-sama bertindak atas nama kemanusiaan (Ilustrasi gambar : www.habitat.org)

Terutama untuk mengingatkan kembali saudara-saudara kita yang lain bahwa bantuan kita masih terus dibutuhkan untuk memulihkan kembali efek pasca bencana Gempa dan Tsunami di Lombok serta Sigi, Palu, dan Donggala. Memberikan bantuan kemanusiaan itu bukanlah euforia sesaat yang hanya sambil lalu saja. 

Meski juga tidak harus dengan mentransfer sejumlah uang atau mengirimkan barang kebutuhan secara terus-menerus. Esensinya adalah bagaimana supaya kita mengajak orang lain yang belum menunjukkan kepeduliannya agar supaya ikut peduli dan tergerak hatinya untuk berkontribusi meringankan beban para korban dimasa pemulihan pasca bencana.

Jalan Kepedulian

Kita tidak bisa mengangkat semua kesedihan dan rasa kehilangan yang dirasakan oleh para korban selamat beserta sanak kerabat yang ditinggal pergi selama-lamanya oleh anggota keluarganya. Akan tetapi kita memiliki kemampuan untuk membantu dan mengupayakan agar beban hidup mereka tidak bertambah. 

Efek yang ditimbulkan oleh suatu bencana meliputi aspek materi dan juga aspek sosial. Setidak-tidaknya, dengan berkontribusi melalui pemberian donasi atau menjadi sukarelawan hal itu sudah memberi andil besar terhadap perbaikan kondisi para korban bencana yang selamat. Cara-cara yang dipergunakan bisajadi beraneka ragam, dan fokus bantuan pun bisa jadi berbeda-beda antar masing-masing pihak pemberi bantuan. 

Terkait dengan kerusakan infrastruktur parah akibat bencana alam ini, khususnya kehancuran rumah penduduk yang mencapai ratusan ribu unit, tentu hal ini memberikan efek panjang dalam menjalani periode pemulihan pasca bencana. Ketiadaan rumah tempat tinggal berarti tidak adanya tempat untuk berlindung dari udara dingin, nyamuk, atau hewan-hewan buas. 

Ketiadaan rumah sama halnya dengan hidup tanpa adanya naungan yang melindungi diri dari guyuran air hujan dan sengatan terik matahari. Sepaket dengan rumah sebagai alat untuk berlindung, keberadaan sarana prasarana pendukung seperti toilet juga sangat dibutuhkan. Seringkali bantuan yang diberikan adalah yang berhubungan dengan makanan, pakaian, atau obat-obatan. 

Namun kita lupa bahwa ada kebutuhan lain setiap orang yang juga perlu untuk difasilitasi. Dengan kerusakan yang terjadi dimana-mana, keberadaan toilet sebagai tempat untuk membuang sisa pencernaan adalah mutlak diperlukan. 

Dalam hal inilah gagasan dari Allianz Peduli perlu diapresiasi. Gagasan untuk memberikan bantuan Hunian Sementara (HUNTARA) beserta toilet individual adalah langkah tepat mengingat bantuan jenis ini masih sedikit yang menjalankan. Kebutuhan untuk memiliki hunian sementara terbilang mendesak karena proses pembangunan kembali daerah terkena bencana pasti membutuhkan waktu lama. 

Sangatlah tidak mungkin untuk membiarkan para korban selamat selama berbulan-bulan hanya tinggal dibalik tenda pengungsian. Sedangkan untuk toilet apalagi, dengan jumlah manusia yang begitu banyak sedangkan sarana-prasarana untuk menunjang MCK (Mandi, Cuci, Kakus) sangat terbatas tentu bantuan sejenis toilet individual ini sangatlah diharapkan. 

Hal inilah yang perlu kita pahami bersama bahwa kita semua perlu menyampaikan ini semua kepada komunitas yang lebih luas. Melalui konser penggalangan dana bertajuk "Lifechanger Concert" kita memiliki kesempatan untuk menyuarakan dan menggemakan kepedulian kepada sesama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun