Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Planmaker; Esais; Impactfulwriter; Founder Growthmedia; Dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Think Different, Create Excellent

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Transformasi Karakter Keluarga Indonesia Melalui Program Keluarga Harapan

1 Maret 2019   17:33 Diperbarui: 1 Maret 2019   17:51 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Family Development Session sebagai upaya membangun karakter positif keluarga Indonesia (Sumber gambar : dinsos.pringsewukab.go.id)

Kemiskinan merupakan suatu permasalahan klasik yang menjadi perhatian utama setiap bangsa, setiap negara, dan setiap era kepemimpinan. Sebuah era kepemimpinan atau rezim akan dianggap berhasil apabila mampu mengentaskan rakyat yang dipimpinnya dari belenggu kemiskinan. Paling tidak, pemimpin suatu negara harus mampu menekan angka kemiskinan hingga pada level sekecil mungkin. 

Sebagai sebuah permasalahan pelik di masyarakat, kemiskinan seringkali menjadi program prioritas yang dicanangkan oleh setiap pemimpin negara untuk diselesaikan. Angka kemiskinan yang masih menjulang tinggi setiap tahunnya membutuhkan penanganan sesegera mungkin. Inilah tantangan besar sebuah bangsa. Oleh karena itu, diperlukan adanya terobosan baru program pengentasan kemiskinan yang diharapkan mampu mengangkat derajat hidup masyarakat.

Sebagai sebuah negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia, kemiskinan masih saja terjadi di negeri kita tercinta ini meski sudah berpuluh-puluh tahun merdeka. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pada periode September 2017 jumlah penduduk miskin di Indonesia mencapai 26,58 juta jiwa atau sekitar 10,12% dari jumlah penduduk yang ada. 

Meskipun jumlah penduduk miskin tersebut dikatakan turun dibandingkan periode Maret 2017 (27,77 juta jiwa atau 10,64%), akan tetapi jumlah tersebut tetaplah tidak bisa dibanggakan. 

Coba kita bayangkan seandainya kita atau sanak kerabat kita menjadi bagian dari mereka yang terkategori miskin tersebut. Kebutuhan yang begitu banyak, penghasilan yang ala kadarnya, dan harga barang kebutuhan yang terus merangkak naik akan selalu menghadirkan tekanan hidup. 

Hal-hal yang seharusnya menjadi perhatian penting seperti pendidikan dan juga kesehatan menjadi terabaikan oleh karena  penghasilan yang dimiliki hanya sekadar untuk memenuhi kebutuhan makan sehari-hari saja. Itupun dalam kondisi yang penuh dengan keterbatasan, lauk ala kadarnya, kekurangan gizi, serta porsi yang tidak seberapa. Kemiskinan telah menciptakan lingkaran setan dalam kehidupan masyarakat. 

Pendidikan yang diyakini mampu memperbaiki kualitas hidup masyarakat sehingga bisa membawa mereka keluar dari jerat kemiskinan, ternyata terkendala oleh keterbatasan kondisi ekonomi yang diakibatkan oleh kemiskinan itu sendiri. Disisi lain, rendahnya kualitas pendidikan seseorang akan mereduksi kesadaran dan juga pengetahuan akan kesehatan. Sehingga kemiskinan pun pada akhirnya sering diafiliasikan dengan pendidikan rendah serta buruknya kualitas kesehatan yang dialami oleh masyarakat.

Program Keluarga Harapan

Sejak tahun 2007, pemerintah Indonesia melalui Kementrian Sosial (Kemensos) telah menggagas sebuah program pengentasan kemiskinan yang disebut dengan Program Keluarga Harapan (PKH). Adapun PKH ini memiliki sebuah misi besar untuk menurunkan angka kemiskinan dan juga angka kesenjangan (gini ratio) yang terjadi di masyarakat. 

Seperti kita ketahui laju pertumbuhan ekonomi yang terjadi saat ini sesungguhnya hanya benar-benar dinikmati oleh segelintir orang saja. Mereka yang kaya semakin kaya dan yang miskin semakin miskin. 

Kesenjangan ekonomi terjadi begitu besar, sehingga menjadi concern pemerintah untuk mereduksi angka kesenjangan ini. Manfaat pembangunan dan pertumbuhan ekonomi haruslah bisa dirasakan serta dinikmati semua kalangan, mulai dari mereka yang tinggal di kota-kota besar hingga mereka yang berada di pelosok-pelosok, mulai dari pebisnis kelas kakap hingga para petani kecil. Dengan demikian, keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia benar-benar bisa diwujudkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun