Organisasi dikampus selama ini dikenal sebagai wadah pengembangan diri, tempat belajar kepemimpinan, berjejaring, dan berkontribusi nyata di luar ruang kelas. Namun tak sedikit mahasiswa yang awalnya sangat aktif, menjadi penggerak berbagai kegiatan kampus. Kini, tidak jarang pula semangat itu perlahan memudar. Mereka yang dulu vokal dan penuh inisiatif, kini memilih diam dan pasif.
Dalam beberapa tahun terakhir, minat mahasiswa untuk terlibat dalam organisasi kampus mengalami penurunan yang cukup signifikan. Fenomena ini menimbulkan pertanyaan mengenai faktor-faktor yang memengaruhi keputusan mahasiswa untuk tidak aktif dalam organisasi, serta dampaknya terhadap pengembangan diri dan kehidupan kampus.
Lalu apa yang menyebabkan mahasiswa aktivis ini tiba-tiba menjadi pasif?
Ada banyak faktor yang memengaruhi perubahan ini. Salah satunya adalah kejenuhan. Aktivitas organisasi yang padat, konflik internal (masalah keluarga, percintaan dalam organisasi, masalah sesama patner organisasi, penyemangat yang hilang dan lain sebagainya) hingga ketidakseimbangan antara akademik dan organisasi membuat sebagian mahasiswa mengalami kelelahan mental.
Menurut Uno (2011: 45), "motivasi belajar dan beraktivitas bisa menurun jika individu tidak memiliki tujuan yang jelas atau mengalami kejenuhan dalam rutinitas."
Selain itu, realitas dunia kampus yang keras, persaingan akademik, tekanan tugas akhir, hingga masalah pribadi, membuat mahasiswa lebih memilih fokus ke hal-hal yang dianggap "Wajib atau Penting" seperti kuliah. Ada pula yang merasa bahwa kontribusinya tidak dihargai, atau organisasi hanya diisi oleh dinamika politik internal yang melelahkan.