Mohon tunggu...
risa Herdiana
risa Herdiana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Akun pribai

How to Think and How to Do

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Hari Buku Nasional: Kita Selaku Kader HMI Sudah Berapa Buku yang Kita Dibaca?

18 Mei 2022   10:00 Diperbarui: 18 Mei 2022   10:07 645
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dan juga kisah yang sering terjadi HMI. Saat beberapa orang pintar mengobrol di warung kopi, "Kenapa ya, HMI yang di kenal dengan keintelektualitasnya tinggi, tapi kok kegemaran untuk membaca saat ini rendah dan miskin akan kekritisan ?".

Kita pakai skala mayoritas, di HMI cukup rendah memang kader-kader yang minat membaca, ini bisa dilihat bagaimana perilaku keseharian kader, bagaimana mereka di kelas, asa yang aktif bahkan pro-aktif, ada juga yang masih pasif.

Jawaban lainnya itu karena kita tidak mau mengakui. Bahwa kita tergolong kaum yang tidak mampu berbuat apa-apa. Fokusnya hanya pada masalah, bukan solusi. Terlalu banyak bertanya tanpa mau berjuang untuk mencari jawabannya. Banyak bicara tapi sangat sedikit berbuat. Jadi, hanya bisa menyalahkan orang lain, menyalahkan Himpunan sendiri.

Berani mengakui realitas, itulah makna hari buku sedunia. Karena pengakuan, bisa jadi hal yang langka hari-hari ini. Banyak orang tidak mau mengakui keadaan yang objektif. Gagal mengakui bahwa kita belum optimal berbuat. Kader HMI sangat butuh keberanuian untuk mengakui. Pengakuan tentang apa saja. Mengaku belum optimal berbuat nyata untuk Himpunan, Mengaku belum maksimal berbuat untuk kemaslahatan umat dan bangsa. Harus diakui. Mengaku salah, mengaku banyak kekurangan, mengaku tidak membaca buku. 

Maka akuilah, apa pun yang terjadi. Pengakuan adalah cara mudah untuk muhasabah diri, untuk instrospeksi diri.

Saat ini sangat terasa bahwa HMI mengalami krisis pilar budaya intelektual minat baca terkhusus di tataran komisariat, sehingga aktivitas membaca, menulisa dan berdiskusi terasa asing lagi di tubuh HMI. Kader yang memiliki minat baca, menulis dan berdiskusi seperti barang langka, indikator tersebut kita bisa melihat melalui aktivitas dikelas tadi. 

Forum- forum diskusi yang kerap menjadi sarana menuangkan ide-ide kritis kader seperti tidak pernah tersentuh oleh komentar kader-kader HMI.

Konsekuesi ketika kader-kader HMI telah meninggalkan budaya ini maka, kader-kader HMI akan kehilangan karakter, organisasi ini tidak lagi dapat menjadi wadah penempaan yang selama ini dikenal sebagai organisasi yang memproduksi kader umat dan kader bangsa. Tradisi membaca,menulis, berdiskusi bagaikan roh bagi keberadaan HMI, tanpa itu keberadaan HMI menjadi tidak penting.

Di Hari Buku Nasional 17 Mei 2022 Inilah momen untuk bersikap objektif. Untuk lebih berani mengakui realitas. Untuk menambah energi untuk memberi solusi bukan mempermasalahkan.

Maka bacalah buku kembali. Bila belum mampu berbuat optimal untuk siapa pun dan apa pun. Karena buku adalah sumber ilmu terbaik bagi siapa pun yang membacanya. Buku pun bisa jadi sahabat paling setia yang rela mendampingi siapa pun dalam keadaan apa pun. 

Tanpa pernah mempermasalahkan dibaca atau tidak dibaca. Karena sebaik-baik teman sepanjang zaman adalah buku. Dan bila tidak mempu membaca buku lagi, maka diamlah. Tidak usah banyak omong atau menuding orang lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun