Bagi penjual di pasar, dengan makin sadarnya warga masyarakat tentang corona. Ada ketakutan menurut mereka, konsumen tidak mau datang ke pasar. Beberapa pelapak penjual di dalam pasar, semua nya mengeluh sepi dan menurunnya omset. Belum lagi, kini marak penjual sayuran dan buah-buahan keliling kampung yang berasal dari daerah pegunungan Slamet. Satu sisi lebih mendekatkan konsumen, satu sisi lainnya berdampak pada minimnya pengunjung di pasar.
Bagi bapak saya, dan penjual warung kaki lima/ lapak tenda, mereka mengeluh bahwa omset berkurang, dan umumnya mereka membungkus makanan.
Bagi para tukang ikan atau nelayan. Harga ikan tangkap di pasar, tidak berubah. Meski permintaan naik tetapi harga dan nilai jual ikan, dikeluhkan mengalami stagnan. Sementara ikan budidaya, lele dsb. Yang saat ini masih lebih baik.
Bagi para tukang angkot, tukang ojek, tukang becak di beberapa terminal. Terdapat penurunan angkutan , kurang lebih 50% dari hari hari biasanya.
Bagi para tukang dan kuli bangunan, hampir sebagian besar kegiatan jasa konstruksi di desa, berhenti total. Mobilitas proyek rumahan, proyek lingkungan dan proyek desa, kecuali proyek strategis. Semuanya belum ada kemajuan sejak mei 2020.
Bagi para pedagang warteg, nasi goreng dan martabak di kota Jakarta. Sebagian besar dari mereka memutuskan pulang kampung, pasca PSBB Jakarta 14 september 2020 kemarin. Omset mereka masih lebih baik jika berjualan di sekitar daerah sendiri.
, dan kesusahan hidup lainnya.