Mohon tunggu...
Fandi Sido
Fandi Sido Mohon Tunggu... swasta/hobi -

Humaniora dan Fiksiana mestinya dua hal yang bergumul, bercinta, dan kawin. | @FandiSido

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Versa

28 November 2012   01:15 Diperbarui: 24 Juni 2015   20:34 225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seda terperanjat. Pikirannya sontak menarik kembali gambar-gambar ingatan yang pernah sangat dipercayainya. Wajah sedih Kibalu di pintu kontrakannya, suaranya tentang naskah Versa yang ditelikung orang, tawaran kisah rahasia di balik media besar, dan pertemuan manis di sebuah kantor redaksi rekannya. Ketakutannya memuncak saat ia ingat momen itu, momen ketika ia menyodorkan naskah rampung Nota Kosong kepada Kibalu. Celakanya, ia ingat pula pada hari itu ia menyerahkan naskah lunak dalam sebuah flashdisk guna memudahkan penerbitan sebagaimana diminta.

Seda menaiki motornya dengan darah berdesir sampai kepala. Tujuannya jelas, meski apa yang akan dilakukannya masih samar-samar. Sesampainya di sebuah toko buku terkenal di tengah kota, ia berhenti di depan sebuah rak kumpulan buku terbaru. Naskahnya terbukukan dan terpampang di sana, sepertinya baru masuk hari ini. Ia terkekeh dan merasa bodoh pada diri sendiri, karena apa yang tertulis di sampul buku itu menamparnya sampai ke hati.

NOTA KOSONG - Kibalu Omni Syahrir.

Seda membaca kembali pesan singkat itu, dan keringatnya bercucuran. Ia mematung selama hampir satu menit, menerka-nerka apa yang akan dilakukannya. Lebih-lebih, apa yang telah dilakukannya. Pada hari-hari berikutnya jurnalis muda itu kembali ke kesehariannya, mengunjungi beberapa tempat di luar kota dan beberapa kantor yang terselip di antara keramaian. Momen yang tak akan dilupakannya adalah saat menghadiri sebuah acara bedah buku di sebuah Fakultas Sastra terkemuka. Narasumber mengatakan bahwa ia sedang menyiapkan naskah buku lanjutannya, memberi bocoran kisah seorang gadis yang mencari tujuh tanda dalam kehidupannya.

Seda melipat lengan di tengah kerumunan peserta. Untuk beberapa detik ia dan pembicara di atas panggung itu sempat saling tatap. Tanpa kata, tanpa terka.

*

Ilustrasi: firsttimenovelist.com.


========================

Tokoh Seda muncul juga di cerita-cerita berikut:

Siapa Monika Zetter?

Typo

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun