Apakah kamu anak muda yang merasa takut dan ragu ketika mengambil Kredit Pemilikan Rumah (KPR)? Wajar. Kalau kamu punya perasaan seperti itu, berarti otakmu masih waras dan bisa berpikir sebagaimana mestinya. Keinginan memilki rumah memang jadi masalah tersendiri bagi anak muda. Bukan cuma soal uangnya yang nggak ada, tapi soal sistem ekonominya yang udah nggak masuk akal.
bagi banyak anak muda di era modern, mengambil KPR bukan lagi tangga menuju kemapanan, melainkan sebuah tindakan 'bunuh diri finansial' yang mengorbankan kebebasan, kesehatan mental, dan masa depan. Apalagi jika kamu adalah Gen Z usia 20-an dan hidup di tengah ketidakpastian ekonomi, perasaan takut dan ragu itu wajar dan rasional.
Hukuman Finansial Jangka Panjang
Semua orang tahu, tenor KPR itu sangat panjang. Bisa 15, 20, bahkan 30 tahun. Hal ini bisa mengikat anak muda di usia produktif. Otomatis, kebanyakan gaji mereka tentu akan habis cuma membayar cicilan dan bunga. Belum lagi ditambah kebutuhan pokok lainnya, jelas dompet kamu akan terasa sangat tercekik.
Kalau uangnya sudah habis untuk kebutuhan pokok dan cicilan KPR, untuk menabung pun jelas susah. Jadinya, anak muda yang mengambil KPR nggak bisa menabung untuk dirinya sendiri, tapi untuk bank. Bayangkan, jika harga rumah Rp500 juta, dengan bunga sekian persen selama 20 tahun, total yang dibayarkan bisa mencapai lebih dari Rp1 miliar.
Mengorbankan Kebebasan dan Fleksibilitas
KPR ini, bagi anak muda, bisa diibaratkan borgol berkedok gelang emas yang bisa merenggut kebebasan. Kita tahu sendiri sekarang lowongan pekerjaan terbatas, PHK di mana-mana, dan ekonomi di tingkat mikro dan makro sedang nggak stabil. Belum lagi anak muda biasanya memiliki banyak ketakutan dalam melangkah.
Anak muda, umumnya takut untuk mengambil risiko karier. Misalnya, pindah kerja ke perusahaan startup dengan gaji tak menentu. Terus, takut melanjutkan pendidikan karena biaya besar. Serta, takut fleksibilitas hidupnya terampas. Tentu ini bisa menambah keraguan yang dimiliki anak muda jika mengambil KPR.
Ketidakpastian Ekonomi dan Karier
Sejak awal artikel ini, saya membahas ketidakpastian ekonomi dan karier. Dunia kerja sekarang sangat berbeda. Dulu kalau bekerja di perusahaan besar, bisa dipastikan hidup aman dan stabil. Sekarang nggak, dengan kabar PHK di mana-mana, keamanan dan stabilitas ekonomi benar-benar dalam ancaman.
Belum lagi soal merebaknya kerja berbasis kontrak dan outsourcing, yang membuat anak muda beralih ke gig economy yang sama-sama nggak pasti. Komitmen cicilan KPR yang rigid sangat kontras dengan realitas karier yang serba nggak pasti. Kalau udah kena PHK, langsung gagal bayar itu KPR.
Wajarnya Rasa Takut dan Ragu Muncul Bagi Anak Muda yang Ingin Mengambil KPR
Ketakutan dan keraguan anak muda yang ingin mengambil KPR itu sangat wajar. Soalnya, beban KPR itu bukan cuma soal finansial, tapi juga mental. Setiap tanggal jatuh tempo, anak muda pasti stres memikikan kenaikan suku bunga. Belum lagi, tekanan di tempat kerja yang nggak disukai tapi tetap dilakoni demi cicilan. Rumah udah bukan lagi jadi tempat berlindung kalau begitu.
Generasi muda saat ini, terutama Gen Z, memiliki standar dan prioritas yang berbeda soal kesuksesan dan kebahagiaan. Anak muda zaman sekarang lebih menghargai pengalaman ketimbang kepemilikan. Uang yang bisa saja dipakai DP rumah, lebih baik dipakai untuk pengembangan diri, healing, atau investasi. Malah, anak muda ada yang menganggap KPR itu penghalang.