Mohon tunggu...
afri meldam
afri meldam Mohon Tunggu... Freelancer - penyuka jengkol, ikan segar, dan rempah

Lahir di sebuah desa kecil di pedalaman Sumatra. Menghabiskan masa kanak-kanak dengan mandi di sungai dan bermain lumpur di sawah. Mempunyai ikatan dengan ikan-ikan. Kini tinggal di Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Menjajal Puncak Gunung Api Banda

7 November 2017   18:41 Diperbarui: 7 November 2017   18:45 2365
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Banda Api, gunung berapi aktif di Kepulauan Banda Naira yang termasuk ke dalam Ring of Fire (Dokumentasi Pribadi)

"Besok kita berangkat ke puncak," ujar Lookman Alibaba, tour guide sekaligus pengelola penginapan di Banda Naira sebelum malam itu kami berpisah setelah seharian berkeliling kota Naira. Lookman telah menyiapkan segala sesuatunya,termasuk gula merah sebagai penambah stamina instan.

Besoknya pagi-pagi kami memulai perjalanan ke Banda Api. Dari Naira,kami diantar ke seberang dengan sebuah perahu motor yang memang biasa digunakan untuk mengantar-jemput di jalur penyebrangan tersebut. Rupanya di depan kami sudah ada seorang bule entah dari mana,yang hanya seorang diri menunggu di pos awal menuju puncak Banda Api.

Si Bule menyapa kami. Mungkin ia memang menunggu teman untuk mendaki. Ia tampak sumringah melihat kedatangan kami. Begitu kami berangkat,ia pun ikut serta.

Ada tiga orang teman yang akan bergabung bersama kami dalam pendakian kali ini. Saya dan Lookman memutuskan untuk menunggu mereka di pos kedua,tak berapa jauh dari titik keberangkatan. Sementara si bule melanjutkan perjalanan seorang diri ke atas. "Berani juga dia," ujar saya dalam hati.

Gunung Api Banda merupakan satu dari gugusan kepulauan Banda Naira,yang juga termasuk dalam rangkaian Cincin Api (Ring of Fire). Pada kaki Banda Api yang menghadap Pulau Naira masih terdapat rumah-rumah penduduk. Namun pada sisi yang lain,sepenuhnya adalah hutan.

Banda Api tercatat meletus terakhir kali pada tahun 1988. Akibat letusan ini,ketinggian gunung yang semula menjulang hingga 823 m di atas permukaan laut turun menjadi 645 m. Aliran lava erupsi Banda Api yang muntah ke laut kini menjadi spot menyelam favorit,dikarenakan suksesi karang yang sangat fantastis.

Bagi yang hobi mendaki,Banda Api merupakan spot wajib yang harus dijajal. Jalur pendakian menuju puncak gunung berapi aktif ini tidaklah terlalu sulit. Namun pada beberapa titik tingkat kemiringannya bisa mencapai 45 derajat. Selain itu,para pendaki juga harus berhati-hati dan selalu waspada,pasalnya di sepanjang jalur pendakian terdapat kerikil dan bebatuan gunung yang bisa menggelinding kapan saja.

Dibutuhkan waktu sekitar 2 jam bagi pemula untuk sampai di puncak Banda Api. Sementara untuk turun,waktu tempuh kurang lebih setengahnya. Lookman yang katanya sudah berkali-kali mendaki Banda Api katanya bisa mencapai puncak dalam waktu 45 menit saja. Namun tidak kali itu. Mungkin ia menyesuaikan ritme pendakian dengan saya dan rekan lain yang masih sangat amatir.

Beberapa kali kami terpaksa berhenti,sekadar untuk melepas penat sambil minum air dan mengunyah potongan gula merah atau mengabadikam beberapa momen di hutan yang menyelimuti pinggang Banda Api.

Semakin ke atas,kerapatan pohon semakin berkurang hingga hilang sama sekali. Digantikan semak belukar dam beberapa jenis tumbuhan yang saya pikir anggrek liar.

Pemandangan dari puncak Banda Api sangat panoramik. Anda bisa melihat pulau-pulau di Banda Naira dengan jelas. Banda Besar,Naira,Pulau Pisang (Syahrir),Keraka dan Rosengain (Hatta) di sebelah timur,sementara di sebelah barat terdapat Pulau Ai,Rhun dan Nailakka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun