Mohon tunggu...
Afriantoni Al Falembani
Afriantoni Al Falembani Mohon Tunggu... Administrasi - Dosen dan Aktivis

Menulis dengan hati dalam bidang pendidikan, politik, sosial, fiksi, filsafat dan humaniora. Salam Sukses Selalu.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Anggaran Pendidikan di Indonesia: Persepektif Ekonomi Politik dan Paradigma Hibah Anggaran

26 Mei 2020   10:34 Diperbarui: 26 Mei 2020   10:29 356
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bahkan sebaliknya, komite sekolah saat ini tidak lebih dari BP3 yang sudah berlangsung lama tidak memiliki paradigma membangun untuk meningkatkan mutu sekolah, yang hanya berorientasi "penetapan iuran peserta didik". Padahal, semua paradigma lama ini semestinyalah ditinggalkan, sebab selain guru sebagai "ujung tombak" peningkatan mutu pendidikan juga melibatkan masyarakat yang diwakili salah satunya adalah Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah.

Intinya, paradigma hibah bagian kecil solusi dari cara pendistribusian anggaran pendidikan di Indonesia. Masyarakat Indonesia harus melakukan perubahan paradigma secara menyeluruh di sektor pendidikan. Karena, disamping sektor ini sangat urgen yang mendorong kemajuan kita adalah menerapkan program kesejahteraan sosial mencakup tunjangan untuk kaum usia lanjut dan cacat, tunjangan pengangguran, bantuan untuk keluarga dan anak-anak, tambahan pendapatan untuk kaum miskin, bantuan untuk perumahan, tunjangan kesehatan bagi keluarga miskin, serta yang juga sangat dikenal adalah subsidi untuk pendidikan publik. 

Artinya, jangan sampai "gerget" di sektor pendidikan ini, lantas kita mengeyampingkan sektor kesejahteraan lain yang juga harus dipikirkan oleh negara. Semoga anggaran pendidikan kita lebih baik dari anggaran pendidikan kemarin dan hari ini.

*Tulisan pernah diterbitkan pada Diposting 21st January 2009 di website ini

**Afriantoni (Direktur Eksekutif Puskais-Bijak Provinsi Sumatera Selatan)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun