Mohon tunggu...
Afriantoni Al Falembani
Afriantoni Al Falembani Mohon Tunggu... Administrasi - Dosen dan Aktivis

Menulis dengan hati dalam bidang pendidikan, politik, sosial, fiksi, filsafat dan humaniora. Salam Sukses Selalu.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Petani Gula Menggugat dari Timur Jawa

8 Mei 2018   21:51 Diperbarui: 8 Mei 2020   14:58 909
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tulisan ini diambil dari jeritan seorang yang peduli dengan petani tebu. Ungkapan Arum Sabil ini sebagai pertanda bahwa ada gundah gulana dalam pergulaan nasional. Memang tampaknya tidak muncul kepermukaan. Tapi, persoalan petani gula ini ibarat "api dalam sekam".

Bagitulah ceritanya, pada hari Minggu, tanggal 6 Mei 2018 di selengarakan Pertemuan Silaturahim petani tebu Jawa Timir dengan Deputi Kementerian Koordinatir Perekonomian RI di lokasi pengembangan Pusat Pelatihan Pertanian Pedesaan Swadaya Kawasan City Forest and Farm Jember. Pada intinya silaturrahmi ini untuk mengetahui perkembangan petani tebu di Jawa Timur sekaligus membahas persiapan regulasi tataniaga gula yang akan masuk padausim giling tahun 2018.

Pada kesempatan tersebut dihadiri oleh orang yang berkepentingan dalam pertemuan silaturahim tersebut. Diantaranya mereka yakni Musdhalifah Machmud (Deputy Menteri Koordinator Ekonomi bidang Pangan dan Pertanian), Kholidi (Direktur PT Perkebunan Nusantara Holding), Gede (Dirut PTPN XI), ada Dani (Dirprod PTPN XI), Flora (Dirkeu PTPN XI), Misnawi (Kepala Puslit Kopi dan Kakao), Guntaryo (Dirut PT Mitra Tani M27 Edamame, anak Perusahaan PTPN X), M Arum Sabil ( Ketua Dewan Pembina DPP APTRI ), Para Ketua dan Pengurus DPD APTRI PTPN X/XI/RNI Beserta Para Perwakilan Ketua dan Pengurus APTRI Unit Pabrik Gula Jatim, dan General Manager Pabrik Gula.

Sebelum acara pertemuan dimulai Musdhalifah berkenan menanam Kedelai Edamame yang selama ini menjadi bagian kegiatan anak perusahaan PTPN X  bermitra dengan petani yang  hasil produksinya sudah masuk pasar export dan menjadi daya pikat Indonesia di mata dunia.

Dalam kesempatan tersebut juga Musdhalifah berkenan menorehkan prasasti kehidupan  dengan menanam pohon buah musantara jenis durian Bawor sebagai bentuk "Gerakan Kemandirian Buah Nusantara" dan "Syiar Gerakan Pelestarian Lingkungan Hidup" untuk kehidupan generasi di masa yang akan datang. Semua berjalan dengan lancar dan menghasilkan juara yang objektif.

Luar biasa pada pertemuan yang berlangsung santai dan penuh nuansa berbagi rasa dalam keemasan  silaturahim  yang menghasilkan beberapa point-ponit penting di antaranya adalah :

Pertama. Petani mendesak agar Surat Dirjen Perkebunan No 42/KB .110/E/03/2018  tertanggal 29 Maret 2018 yang telah disampaikan kepada Kemenko dan Kemendag tentang Hasil Survei BPP Tebu dan Gula Tahun 2018 yang isinya mengusulkan harga acuan pembelian gula petani Tahun 2018 Rp 10.500/kg, agar segera ditetapkan menjadi keputusan resmi Pemerintah karena musim giling tahun 2018 sudah di mulai.

Kedua. Apabila harga acuan pembelian gula petani sudah dtetapkan oleh pemerintah maka petani meminta pemerintah agar pembelinya dengan memberikan penugasan kepada masing-masing perusahaan BUMN gula yang bermitra dengan petani.

Ketiga. Apabila tebu petani sudah ditebang sementara ketentuan acuan pembelian gula petani belum ditetapkan oleh pemerintah, maka sambil menunggu ketetapan keputusan pemerintah dasar acuan pembelian gula yang dicantumkan dalam kontrak gula antara petani individu dengan pihak pabrik gula yang mengatur Hak dan Kewajiban kedua belah pihak bisa dicantumkan dalam kontrak gula dang kalimat bahwa "Harga Acuan Pembelian Gula Petani Sesuai Keputusan Pemerintah Yang Terbaru".    

Keempat. Petani meminta kepada pemerintah agar dibangunkan sistem kemudahan akses untuk mendapatkan kredit dan pupuk yang tepat waktu dan tepat jumlah sesuai kebutuhan masing-masing petani tebu yang berkeadilan.

Kelima. Agar petani memiliki daya saing dengan cara meningkatkan produktivitas  di samping persoalan saprodi dan irigasi maka pemerintah di harapkan menghidupkan dan memberdayakan kembali para peneliti dan lembaga riset agar varietas unggul  dari kekayaan plasma nutfah sumber bibit unggul yang kita miliki benar-benar bisa dibudidayakan dan dikembangkan dalam gerakan bongkar ratoon.

Dalam pertemuan silaturahim tersebut Musdhalifah Machmud sebagai Deputi Menko Ekonomi bidang Pangan dan Pertemanan. Semua gabungan para petani gula dan sejenisnya berusaha untuk menegaskan bahwa:

Pertama. Dalam waktu dekat akan diadakan pertemuan antar kementerian. Terkait, untuk membahas agar segera ada ketetapan Keputusan harga acuan pembelian gula petani sesuai hasil Survei BPP Tebu dan Gula tahun 2018 seperti yang tertuang dalam surat Dirjenbun Kementan RI No : 42/KB.110/E/03/2018 tertanggal 29 maret 2018.

Kedua. Petani tebu yang mendapatkan Program Kredit Usaha Rakyat (KUR) masuk dalam katagori kredit produktif, sehingga apabila sudah dilunasi bisa dipinjamkan dan dikembalikan untuk usaha produktif pertanian tebu diurus seterusnya.

Ketiga. Dalam menghadapi pasar global petani tebu dan industri gula yang bermitra dengan oetani didalam negeri harus bisa memiliki daya saing dengan mampu meningkatkan produktivitas.

Keempat.endala yang dihadapi para petani maupun pihak pabrik gula yang bermitra dengan petani terkait produktivitas agar dituangkan dalam sebuah usulan tertulis untuk dijadikan bahan pertimbangan pemerintah dalam menetapkan keputusan regulasi tentang pergulaan nasional.

Demikianlah situasi pergulaan terutama kondisi objektif petani gula yang diteriakkan oleh petani dari sudut Timur Jawa yang terus berikhtiar untuk kesejahteraan mereka, sulit memang. Mereka dalam luasnya wilayah bagian cukup penting bagi bangsa ini.  

Tetapi, mereka tetap semangat dan bergairah untuk membuat bangsa ini terhindar dari krisis gula. Mereka menjadikan kesulitan sebagai tantangan dari semua ikhtiar mereka. Mereka terus berusaha berjuang demi keadilan dan kesejahteraan.

Tidak ada kata yang patut untuk diungkapkan dalam kemelut petani gula ini. Tetapi, keyakinan dalam diri mereka menjadi sebuah impian mewujudkan harapan masa depan. Walau tinggal harapan bagai lilin yang menerangi gelap yang luas. (*)

Teruslah Berikhtiar

Ikhlaskan Perjuangan

Raih Keadilan dan Kesejahteraan

Raih Ridho Allah

Afriantoni

Wakil Sekretaris HKTI Sumatera Selatan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun