Mohon tunggu...
Afriantoni Al Falembani
Afriantoni Al Falembani Mohon Tunggu... Administrasi - Dosen dan Aktivis

Menulis dengan hati dalam bidang pendidikan, politik, sosial, fiksi, filsafat dan humaniora. Salam Sukses Selalu.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Politik "Aji Mumpung", PAN dan Demokrat dalam Dilema?

23 April 2018   11:31 Diperbarui: 23 April 2018   14:32 1139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: techmoran.com

Dalam politik tidak ada yang pasti. Semua bisa saja mengalami perubahan secepat kilat. Karena politik cenderung kepada "like and dislike". Apapun bentuk ideal sebuah ideologi dan visi misi, akan dikembalikan kepada "like and dislike".

Dulu Pemilu 2014 Demokrat berusaha mengambil dukungan publik dengan menggelar konvensi calon presiden dan "setengah berhasil". Mengapa?. Masalahnya, waktu itu banyak kader Demokrat yang terjebak dalam lembaga antirasuah, KPK. Akibatnya, Demokrat melorot pada Pemilu 2014.

Dikatakan berhasil karena sudah menjaring tokoh-tokoh muda dan berprestasi untuk berlaga di Pilpres 2014. 

Pasca kemenangan Jokowi saat itu pilihan demokrat menjadi "penyeimbang" antar partai.

Aji mumpungnya demokrat bisa berafiliasi pada dua kubu baik KMP maupun KIH. Sehingga bisa menempatkan kadernya sebagai salah satu wakil ketua DPR RI.  

Terakhir, SBY melarang Roy Suryo berkomentar tentang pemerintah dan menyindir kelemahan pemerintah. Sungguh menunggu aji mumpung. Saat ini, Demokrat menunggu aji mumpung dari beberapa kandidat. Menjadi presiden, wakil presiden atau menteri.

Demikian pula sikap PAN, dulu solid mendukung KMP dalam gerbong yang kuat karena kadernya sebagai salah satu calon wakil presiden RI.

Aji mumpungnya PAN dapat menempatkan kadernya sebagai Ketua MPR, DPR, dan beberapa pos Ketua Komisi. Terakhir, menjelang suksesi internal partai PAN merapat ke pemerintah sehingga dapat menempatkan orang Muhammadiyah menjadi menteri dan juru bicara perdamaian kepresidenan.

Luar biasa itulah politik, dengan jurus aji mumpung ini PAN tetap dianggap bisa kritis terhadap pemerintah. Walau akhirnya, beberapa kader PAN harus berurusan dengan kepolisian dan KPK. Terakhir, calon pemimpin masa depan PAN Gubernur Jambi harus mendekam dalam kamar jeruji besi.

Kader PAN ramai-ramai lantang mengkritik pemerintah. Tokohnya adalah Bapak Reformasi dalam sebulan terakhir "menolak" pemerintah dengan kata-kata yang menarik perhatian publik.

Saat ini PAN sedang menawarkan Ketua Umum untuk menjadi Presiden atau Wakilnya walau tawaran ini jauh dari kemungkinan berhasil, karena saat ini kinerja di MPR dan PAN belum dapat mendongkrak elektabilitas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun