Mohon tunggu...
Afriantoni Al Falembani
Afriantoni Al Falembani Mohon Tunggu... Administrasi - Dosen dan Aktivis

Menulis dengan hati dalam bidang pendidikan, politik, sosial, fiksi, filsafat dan humaniora. Salam Sukses Selalu.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Filsafat dalam Gugahan

1 April 2018   19:20 Diperbarui: 1 April 2018   20:08 588
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Afriantoni

(Refleksi Diri Menuju Ketenangan Jiwa)

Setiap orang bisa berfilsafat. Tapi, mengapa filsafat terkesan sulit. Kenapa banyaknya pendapat yang membingungkan dan meragukan. Bahkan kesederhanaan filsafat menjadi bahan bincang tersulit, karena ada disekitar kita dan sering kita alami begitu mudah hanya sulit didefinisikan dan jelaskan. 

Padahal, filsafat tidak menggunakan metode ilmiah untuk memberikan  makna dan pemahaman. Filsafat bercirikan mendalam, menyeluruh dan spekulatif. 

Filsafat mendetailkan sesuatu dalam ragam aspeknya. Tanpa penduli metode ilmiah. Kadang, ahli filsafat dan ahli pengetahuan berdiskusi tanpa hasil. Namun. sebenarnya ada hasil tanpa didiskusikan. 

Filsafat kemudian berdiri sendiri menggali sesuatu mulai dari apa, bagaimana dan untuk apa atau ontologi, epistemologi, dan aksiologi. Itu pun bagian dari metode ilmiah. 

Sehingga, pendapat-pendapat filsafat terkesan sangat ilmiah. Temuan-temuannya disahkan para ilmuwan dan filosof. Pertanyaannya, dimana kebaruan filsafat dalam menjawab modernitas dan dinamika akhir zaman ?. Bagaimana anotologi, epistemologi dan aksiologinya?. 

Emang benar Prof Amos, dalam hidup yang panjang dijalani dan pendek dirasakan ini, ternyata kebijaksanaan, ketenangan, dan berbesar hati itulah kunci dalam filsafat, Mungkin?.

Ketika itu kita kembali ke bahasa kalbu yang tidak serta merta terangkai dan terucap, tapi melalui renungan, refleksi dan keheningan. Kalau pun ada yang spontan. Bahasa kalbu jujur dan apa adanya. Pilihan juga terletak pada diri kita atau mungkin kelompok. Mau kebaikan atau kebatilan. Kalau bahasa kalbu, tentu kebijaksanaan, ketenangan, dan berbesar hati menjadi perisainya. Juga Mungkin?.

Dalam dinamika waktu, ruang dan nilai. Semua apa adanya sekarang. Kemana keberpihakan dialamatkan dan disematkan disanalah mungkin filsafat akan berguna dan bermafaat. SEDERHANA YANG SULIT. KEEP OUR FOCUS FOR AFTER LIFE.

Ditulis di status Facebook tanggal 1 April 2015

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun