Mohon tunggu...
Afkaar Aufaa
Afkaar Aufaa Mohon Tunggu... Mahasiswa Pendidikan Sejarah

Selamat datang di ruang berpikir dan menuangkan ide seorang mahasiswa Pendidikan Sejarah. Saya Afkaar Aufaa, mahasiswa Pendidikan Sejarah yang percaya bahwa setiap peristiwa masa lalu memiliki benang merah yang terhubung dengan kehidupan kita hari ini.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Indonesia Emas: Ambisi atau Mimpi?

10 Oktober 2025   22:39 Diperbarui: 10 Oktober 2025   22:39 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perbandingan sekolah di Indonesia (Sumber: https://lpmwaskita.com/)

Bayangkan dua siswa yang lahir di Indonesia pada tahun yang sama. Siswa pertama, belajar tentang Artificial Intelligence (AI) dan coding di sekolah yang memiliki fasilitas lengkap di daerah kota. Siswa kedua, belajar di sekolah dengan atap yang bocor dan tidak memiliki akses internet yang memadai.

Akan tetapi, mereka diharapkan untuk mengikuti kurikulum yang sama. Keduanya sama-sama ditargetkan menjadi sumber daya manusia yang unggul dan berkualitas yang akan membawa Indonesia menuju cita-cita Indonesia Emas 2045. Apakah Indonesia Emas 2045 akan benar-benar menjadi kenyataan? Atau jangan-jangan, ambisi besar ini hanyalah sebuah mimpi yang hanya berlaku bagi orang-orang di kota?

Indonesia Emas 2045 merupakan suatu gagasan yang bertujuan untuk menjadikan Indonesia sebagai negara yang berdaulat, maju, adil dan makmur di tahun 2045. Gagasan Indonesia Emas ini diresmikan oleh Presiden ke-7 Republik Indonesia Joko Widodo pada 9 Mei 2019.

Menurut Dirgayuza Setiawan dalam acara Green Talks di kanal Youtube Katadata Indonesia, Indonesia Emas terdiri dari tiga aspek. Yang pertama yaitu masyarakat Indonesia yang sehat, yang berarti angka harapan hidup harus diatas rata-rata dunia. Yang kedua yaitu masyarakat Indonesia yang pintar, yang dilihat dari skor PISA yang setara dengan rata-rata negara maju. Yang terakhir yaitu dari segi pendapatan, yang dilihat dari pendapatan per kapita. Menciptakan masyarakat Indonesia yang pintar dan memiliki pendapatan yang tinggi dapat dicapai dengan pendidikan. Menurut Theodore Schultz, pendidikan harus diperlakukan sebagai investasi dalam manusia dan memperlakukan konsekuensinya sebagai bentuk modal. Pendidikan akan menjadi bentuk modal jika memberikan nilai produktif bagi ekonomi

Pada periode emas tersebut, Indonesia mengalami sebuah kondisi yang disebut bonus demografi. Bonus demografi merupakan kondisi ketika mayoritas penduduk berada di usia produktif. Bonus demografi dapat menjadi peluang sekaligus bencana apabila negara tidak mampu mengelola dan memanfaatkan hal tersebut. Cita-cita Indonesia Emas tidak akan tercapai apabila penduduk Indonesia tidak memiliki modal manusia yang baik dan siap untuk bersaing di dunia industri.

Kerangka pendekatan deep learning (Sumber: https://www.kompas.id/)
Kerangka pendekatan deep learning (Sumber: https://www.kompas.id/)
Kurikulum saat ini menggunakan pendekatan deep learning. Pendekatan deep learning merupakan strategi pembelajaran yang menitikberatkan pemahaman mendalam, bukan sekadar hafalan. Selain deep learning, Kurikulum 2025 juga memperkenalkan mata pelajaran pilihan seperti coding dan Artificial Intelligence (AI).

Menurut Mendikdasmen Abdul Mu'ti, penguasaan teknologi sangat penting untuk mempersiapkan generasi Indonesia menghadapi era digital dan revolusi industri 4.0. Meski begitu, Abdul Mu'ti menjelaskan bahwa pembelajaran coding dan AI bersifat tidak wajib, pembelajaran itu menjadi pilihan apabila sekolah ingin dan mampu mengakomodasinya.

Yang menjadi permasalahan adalah, apakah fasilitas yang ada di sekolah seluruh Indonesia siap untuk menerapkan mata pelajaran pilihan tersebut? Masih banyak sekolah yang ruangan kelasnya bahkan tidak layak untuk digunakan, apakah mempersiapkan generasi Indonesia yang menguasai teknologi menurut Mendikdasmen ini hanya untuk anak-anak di kota-kota besar saja?

Jika ketidaksetaraan itu adalah harga yang harus dibayar sementara untuk memulai sebuah perubahan, berapa lama waktu yang dibutuhkan agar semua sekolah di Indonesia mampu dan siap? Memang benar bahwa sesuatu yang besar dimulai dari hal yang kecil. Begitu juga dengan penerapan atau pemenuhan fasilitas pendukung kurikulum 2025 ini.

Tapi apa jaminan bahwa kurikulum ini tidak akan berubah di kemudian hari? Apalagi menyusul jika terjadi pergantian Menteri atau bahkan Presiden? Butuh berapa tahun hingga semua sekolah di seluruh penjuru Indonesia bisa dikatakan layak menyelenggarakan kurikulum 2025 saat ini? Jika harus menunggu sampai 20 tahun, apa yang akan kita lakukan apabila terjadi perubahan industri di masa yang akan datang?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun