Mohon tunggu...
Afin Maula Habib
Afin Maula Habib Mohon Tunggu... Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga NIM 24107030067

Ga begitu suka dengan dunia menulis namun pernah menggeluti reporter di Majalah Madani PPHM Ngunut selama tiga tahun. Ikuti saya dan dapatkan berita-berita dan pembahasan menarik n tops.

Selanjutnya

Tutup

Bola

Inter Milan Tanpa Jawaban! PSG Ukir Kejayaan Dengan Final UCL Paling Brutal

1 Juni 2025   05:49 Diperbarui: 1 Juni 2025   05:49 321
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar Ilustrasi Paris Saint-Germain mengangkat trofi Liga Champions 2025 dan menjadi Juara Eropa untuk pertama kalinya. Sumber: (X/@rbfootball)

Paris Saint-Germain (PSG) akhirnya menorehkan sejarah dengan memenangkan gelar Liga Champions pertama mereka setelah menghancurkan Inter Milan 5-0 dalam final yang berlangsung di Allianz Arena, Jerman, Minggu (1 Juni 2025). 

Kemenangan telak ini menjadi kemenangan terbesar dalam sejarah final Liga Champions, sekaligus memastikan PSG meraih treble winner musim ini.


Pertandingan yang digadang-gadang sebagai duel sengit antara dua tim kuat justru berakhir dengan dominasi penuh PSG, yang tampil agresif sejak menit pertama. 

Achraf Hakimi membuka keunggulan pada menit ke-12, diikuti oleh gol Dsir Dou pada menit ke-19.

Babak kedua semakin brutal bagi Inter, dengan Dou kembali mencetak gol di menit ke-62, sebelum Khvicha Kvaratskhelia dan Senny Mayulu memperbesar keunggulan PSG masing-masing di menit ke-72 dan 85.

Selebrasi Achraf Hakimi setelah mencetak gol pembuka, mengangkat tangan kearah fans Inter. Sumber: sportstar.thehindu.com
Selebrasi Achraf Hakimi setelah mencetak gol pembuka, mengangkat tangan kearah fans Inter. Sumber: sportstar.thehindu.com

Perjalanan PSG dan Inter Milan Musim Ini

PSG, Mimpi yang Akhirnya Jadi Kenyataan.

Musim ini menjadi musim terbaik bagi PSG, yang akhirnya berhasil menaklukkan Eropa setelah bertahun-tahun gagal di tahap akhir. 

Mereka tampil dominan di Ligue 1, finis sebagai juara dengan selisih poin yang jauh dari pesaing terdekatnya. 

Di kancah domestik, mereka juga mengamankan Coupe de France, menjadikan kemenangan Liga Champions sebagai penutup sempurna bagi treble mereka.


Di Liga Champions, PSG tampil perkasa sejak fase grup, mengalahkan Barcelona dan Porto untuk lolos ke babak gugur. Mereka kemudian menyingkirkan Manchester City di perempat final dan Bayern Munich di semifinal, dengan performa yang menunjukkan konsistensi luar biasa.

Inter Milan: Perjalanan yang Tak Terduga.

Inter Milan, meskipun harus menerima kekalahan telak di final, tetap mencatat musim yang luar biasa. 

Mereka mengamankan gelar Serie A, membuktikan diri sebagai tim paling konsisten di Italia musim ini. 

Di Liga Champions, mereka mengejutkan banyak orang dengan menyingkirkan Real Madrid di semifinal, menunjukkan soliditas pertahanan dan strategi serangan balik yang efektif.


Inter Milan datang ke final dengan harapan bisa mengakhiri dominasi klub-klub kaya dan mengembalikan kejayaan Italia di kancah Eropa. 

Namun, mereka justru gagal mengimbangi permainan cepat dan agresif PSG, yang seolah menghapus semua rencana mereka.


Analisis Pertandingan Final: PSG Tanpa Ampun

Inter Milan Kesulitan Menghadapi Serangan Cepat.

Sejak awal pertandingan, PSG langsung menunjukkan intensitas tinggi, menekan Inter dengan serangan cepat dari sayap dan lini tengah. 

Dsir Dou dan Hakimi terus mengeksploitasi sisi kanan pertahanan Inter, memaksa mereka bertahan lebih dalam. 

Gol pertama Hakimi pada menit ke-12 terjadi setelah serangan kilat PSG yang memanfaatkan ruang kosong di lini belakang Inter.


Inter tampak kesulitan keluar dari tekanan, terutama karena PSG menampilkan penguasaan bola yang luar biasa. 

Lini tengah mereka yang biasanya solid menjadi rapuh, dengan Nicolo Barella dan Hakan alhanolu tidak mampu mengendalikan permainan.

Selebrasi Dsir Dou Merayakan Gol Kedua PSG. Sumber: sportstar.thehindu.com
Selebrasi Dsir Dou Merayakan Gol Kedua PSG. Sumber: sportstar.thehindu.com

Babak Kedua Menggila!

Di babak kedua, Inter mencoba bangkit dengan mengganti Marcus Thuram dan membawa Edin Deko, tetapi PSG justru semakin agresif. 

Gol kedua Dou di menit ke-62 datang setelah serangan balik cepat, sebelum Kvaratskhelia dan Mayulu menambah penderitaan Inter.


Dengan penguasaan bola 62% vs 38%, PSG benar-benar mengontrol permainan dan tidak memberi Inter peluang untuk berkembang. 

Sepanjang laga, Inter hanya mencatat dua tembakan tepat sasaran, berbanding 12 dari PSG, yang menunjukkan betapa dominannya tim asal Paris tersebut.

Fakta Menarik dari Final Liga Champions 2025

Setelah bertahun-tahun gagal dan sering dianggap sebagai "klub kaya tanpa sejarah", PSG akhirnya meraih trofi Liga Champions pertama mereka.

Skor 5-0 yang diraih pun menjadi kemenangan terbesar dalam sejarah final Liga Champions, melampaui rekor sebelumnya yang dipegang oleh AC Milan (4-0 atas Barcelona, 1994).

PSG kini bergabung dengan klub elite seperti Manchester United (1999), Barcelona (2009 & 2015), Bayern Munich (2013 & 2020), dan Inter Milan (2010) sebagai tim yang berhasil meraih treble winner dalam satu musim.

Namun faktanya, setelah tampil luar biasa sepanjang musim, Inter justru kehilangan efektivitas permainan mereka di final, terutama karena kurangnya alternatif taktik saat tertinggal.

Reaksi Yann Sommer, kiper Inter Milan setelah gol pertama Desire Doue. Sumber: msn.com/AP Photo 
Reaksi Yann Sommer, kiper Inter Milan setelah gol pertama Desire Doue. Sumber: msn.com/AP Photo 

Kesimpulan: PSG Menjadi Raja Baru Eropa

Head Coach PSG, Luis Enrique mengangkat trofi UCL dan merayakan kemenangan tim asuhannya. Sumber: msn.com/AP Photo.
Head Coach PSG, Luis Enrique mengangkat trofi UCL dan merayakan kemenangan tim asuhannya. Sumber: msn.com/AP Photo.

Final Liga Champions 2025 telah menjadi momen bersejarah bagi PSG, yang akhirnya berhasil merebut trofi yang telah mereka dambakan selama bertahun-tahun. 

Dominasi mereka di pertandingan melawan Inter Milan menegaskan bahwa mereka kini bukan hanya klub kaya, tetapi juga klub yang memiliki kualitas terbaik di Eropa.


Bagi Inter Milan, meskipun kekalahan ini menyakitkan, musim ini tetap menjadi musim yang luar biasa, dengan gelar Serie A sebagai bukti bahwa mereka masih menjadi salah satu tim terkuat di Italia.

Kini, PSG bisa menikmati kejayaan mereka, sementara Inter Milan harus kembali ke papan strategi untuk mencari cara agar bisa kembali bersaing di tingkat tertinggi. Sepak bola Eropa telah menyaksikan lahirnya raja baru, Paris Saint-Germain!

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun