Mohon tunggu...
Afin Maula Habib
Afin Maula Habib Mohon Tunggu... Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga NIM 24107030067

Ga begitu suka dengan dunia menulis namun pernah menggeluti reporter di Majalah Madani PPHM Ngunut selama tiga tahun. Ikuti saya dan dapatkan berita-berita dan pembahasan menarik n tops.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Dieng dan Gas Tanpa Wacana: Perjalanan Nekat, Hujan Deras, dan Keindahan Dieng di Ujung Malam

5 Mei 2025   18:12 Diperbarui: 5 Mei 2025   18:12 279
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 Masak mie dan makan snack sisa hari raya di Dieng | Sumber: Dokumentasi pribadi, Dazzcam

Dieng memang terkenal dingin. Tapi malam itu, dinginnya benar-benar luar biasa. Tangan saya sampai terasa mati rasa. Akhirnya saya menyerah dan membeli sarung tangan di pinggir jalan.

Harga sarung tangan beragam, mulai Rp15.000 sampai Rp40.000. Selain itu, banyak juga penjual bunny hat dengan harga tak kalah variatif. Tapi yang paling penting saat itu bukan gaya---melainkan selamat dari beku.

Bukit Sikunir: Track Minimal, View Maksimal

Sunrise di bukit Sikunir, view gunung sindoro. |Sumber: Dokumentasi Pribadi.
Sunrise di bukit Sikunir, view gunung sindoro. |Sumber: Dokumentasi Pribadi.

Sekitar pukul 04.30 kami mulai mendaki Bukit Sikunir. Jalurnya sudah rapi dengan model tangga-tangga, tapi justru itu yang bikin cepat capek.

Karena masih suasana libur panjang cuti lebaran, pengunjung membludak. Tapi semua rasa lelah dan sesak hilang ketika matahari mulai naik.

Dari puncak kedua Bukit Sikunir, terlihat pemandangan luar biasa. Siluet Gunung Sindoro berdiri megah. Saya sempat bingung gunung apa itu, tapi satu hal pasti: pemandangan ini adalah hadiah dari niat nekat semalam.

Candi Arjuna dan Candi yang "Nyempil"

Candi Nyempil di kawasan candi Arjuna. |Sumber: Dokumentasi Pribadi, screenshot
Candi Nyempil di kawasan candi Arjuna. |Sumber: Dokumentasi Pribadi, screenshot

Setelah dari Bukit Sikunir, kami melanjutkan ke Candi Arjuna. Jujur, saya tak terlalu terkesan... sampai saya melihat satu candi kecil yang hanya bagian kaki-kakinya saja yang letaknya agak terpisah di depan candi utama.

Candi kecil itu seakan "nyempil", dan membuat saya penasaran kenapa bisa ada candi sendirian di situ? Apa cerita di baliknya? Justru rasa ingin tahu itu yang bikin tempat ini berkesan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun