Dieng memang terkenal dingin. Tapi malam itu, dinginnya benar-benar luar biasa. Tangan saya sampai terasa mati rasa. Akhirnya saya menyerah dan membeli sarung tangan di pinggir jalan.
Harga sarung tangan beragam, mulai Rp15.000 sampai Rp40.000. Selain itu, banyak juga penjual bunny hat dengan harga tak kalah variatif. Tapi yang paling penting saat itu bukan gaya---melainkan selamat dari beku.
Bukit Sikunir: Track Minimal, View Maksimal
Sekitar pukul 04.30 kami mulai mendaki Bukit Sikunir. Jalurnya sudah rapi dengan model tangga-tangga, tapi justru itu yang bikin cepat capek.
Karena masih suasana libur panjang cuti lebaran, pengunjung membludak. Tapi semua rasa lelah dan sesak hilang ketika matahari mulai naik.
Dari puncak kedua Bukit Sikunir, terlihat pemandangan luar biasa. Siluet Gunung Sindoro berdiri megah. Saya sempat bingung gunung apa itu, tapi satu hal pasti: pemandangan ini adalah hadiah dari niat nekat semalam.
Candi Arjuna dan Candi yang "Nyempil"
Setelah dari Bukit Sikunir, kami melanjutkan ke Candi Arjuna. Jujur, saya tak terlalu terkesan... sampai saya melihat satu candi kecil yang hanya bagian kaki-kakinya saja yang letaknya agak terpisah di depan candi utama.
Candi kecil itu seakan "nyempil", dan membuat saya penasaran kenapa bisa ada candi sendirian di situ? Apa cerita di baliknya? Justru rasa ingin tahu itu yang bikin tempat ini berkesan.